Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Kritisi Budaya Barat’ Category

Sayang sekali, Barat telah menghegemoni semua sisi telekomunikasi negara-negara Islam. Sangat sulit menemukan informasi akurat, yang dapat dipercaya, yang sesuai realita yang terjadi.

Untuk itu, jika para pembaca yang budiman menghendaki membaca berita dunia Islam dan info-info akurat yang bersih dari HEGEMONI BARAT (yang dipelopori USA & ISRAEL) maka silahkan buka:

http://www.islamtimes.org/ms/

dan atau

http://indonesian.irib.ir/

Dan untuk mendapat informasi, anjuran serta bimbingan PEMIMPIN SPIRITUAL & POLITIK DUNIA ISLAM (Ayatullah Al-Udzma As-Sayyid Ali Al-Khamenei HF) maka silahkan klik:

http://indonesian.khamenei.ir/

dan atau

http://www.leader.ir/langs/id/

Read Full Post »

Islam sebagai agama sempurna memiliki sikap jelas terhadap masing-masing dari prinsip atau institusi demokrasi tersebut. Bagi Islam, secara umum demokrasi adalah konsepsi ambigu yang bisa berarti positif dan negatif. Kenegatifannya telah jelas terbukti ketika konsep tersebut pernah mengabdi pada imperialisme Barat dan sedang dipaksakan pada dunia ketiga. Berikut ini cobalah kita cermati lebih baik prinsip dan institusi demokrasi dalam perspektif Islam.

(lebih…)

Read Full Post »

Yang terjadi di tengah masyarakat kita sekarang ini selain yang telah kita sebutkan tadi ada beberapa oknum yang zahirnya nampak sebagai seorang muslim dan berjiwa agamis mereka berusaha untuk menetapkan keyakinan ini dengan menggunakan pemahaman-pemahaman agama dan teks-teks suci keagamaan. Dalam banyak kesempatan merekapun menggunakan dalil-dalil sastra maupun syair-syair seperti karya Maulawi (Jalaluddin Rumi .pen) atau Atthar Naisaburi yang digunakan untuk berdalil pada setiap pandangan mereka. Sedang disitu terdapat poin-poin yang mereka lalaikan dengan tanpa mereka disadari. Padahal jika diteliti lebih lanjut, niscaya banyak sekali peluang-peluang untuk bisa mengkritisi pemikiran mereka.

(lebih…)

Read Full Post »

Baik dari sisi praktis maupun teoritis tuntutan pluralisme adalah penekanan atas pelarangan manusia untuk berfikir absolitis dan mempersulit orang lain dengan berlandaskan pada fanatisme terhadap pandangannya dan menganggapnya sebagai kebenaran yang mutlak, dimana pendapat semacam ini pada hakikatnya kembali pada skeptisisme dalam ephistemologi.

(lebih…)

Read Full Post »

Dari enam asas utama postmodenisme di atas dapat diketahui, betapa manusia postmodernis memandang sesuatu selalu melalui sudut pandang idealis, bukan realis. Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas hal-hal di atas. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di alam realita, niscaya kehancuran yang bakal terwujud, bukan perdamaian. Bagaimana mungkin seseorang tidak boleh dibatasi oleh suatu hal prinsip yang permanen, atau berpikir benar tanpa landasan standar logika yang pasti. Sedang banyak hal-hal prinsip dan paten (permanen) yang secara ‘necessary preponderances’ (badihiaat-awwaliyaat) harus diterima oleh manusia yang berakal sehat.

(lebih…)

Read Full Post »

Terlihat bahwa gerakan humanisme adalah merupakan solusi untuk menghadapi intimidasi dan despotisme para pemuka gereja abad pertengahan.  Humanisme bertekad untuk mengembalikan kepada manusia hak kebebasan yang telah dinistakan secara total oleh  para elit agama di gereja.  Pada awal kebangkitannya, kaum humanis berjuang untuk mematahkan kekuatan orang-orang yang mengaku sebagai perantara yang menghubungkan manusia dengan Tuhan, langit dengan bumi, namun di saat yang sama mereka selalu mempraktikkan ketidakadilan.  

(lebih…)

Read Full Post »

Di mata sebagian kaum humanis, agama dan pencerahan pemikiran merupakan dua kutub yang saling bertentangan, agama adalah milik masyarakat awam, sedangkan bagi para pemikir kepatuhan kepada agama merupakan perilaku yang menyalahi kebebasan berpikir. Mereka bukannya melenyapkan bencana akibat penyalahgunaan agama, yaitu kerakusan dan despotisme sistem gereja yang telah membendung nilai, ikhtiar, dan kebebasan manusia abad pertengahan, tetapi malah sekaligus menyerang dan mencabut akar-akar agama dan keberagamaan.

(lebih…)

Read Full Post »

Oleh karenanya, selain penggalakan toleransi sosial antar umat beragama, penumbuhan identitas religius sebagai dasar kerukunan umat beragama harus ditekankan. Hanya dengan identitas religius, suatu bangsa akan dapat menahan serangan budaya asing yang selalu menggerus dan menggoyah kebudayaan bangsa. Identitas religius adalah identitas esensi manusia. Dengan kembali kepada identitas ini berarti kembali kepada esensi kemanusiaan. Inilah makna keadilan yang diimpikan semua umat manusia.

(lebih…)

Read Full Post »

Dalam kehidupan sosial, justru ajaran Islam mengharuskan umatnya untuk bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang, adil, dan tidak zalim kepada sesama umat manusia, apapun agama, ras, dan bangsanya. Toleransi tidak bisa diartikan menerima semua agama dan menganggap semuanya benar. Seorang muslim yang baik adalah bersifat eksklusif terhadap agamanya sendiri, namun di saat yang sama dia pun toleran terhadap pemeluk agama lain. (lebih…)

Read Full Post »

Yang lebih memalukan adalah ketika Mahkamah Agung Inggris membebaskan Salman Rusdi dari jeretan hukum pengadialan, dengan dalih bahwa penghinaan terhadap kesucian dan kehormatan nilai-nilai agama hanya berkaitan dengan Kristen, tidak mencakup Islam. Maka, kecurigaan terhadap keutuhan ilmiah pluralisme agama bukan tanpa alasan. Tindakan Mahkamah Agung Inggris itu ternyata tidak mampu menarik suara kritis perjuangan-perjuangan prularis.

(lebih…)

Read Full Post »

Selama keberagaman agama berada dalam satu garis vertikal dengan sebab pertama diatas, maka setiap agama akan dinilai benar pada ordenya masing-masing dan semua pengikutnya telah menempuh jalan keselamatan abadi. Namun, bila keberagaman itu berada dalam satu garis vertikal dengan sebab kedua diatas, maka logika tidak dapat menghukumi bahwa semua agama itu benar atau semuanya salah. Logika tidak dapat menghukumi bahwa semua agama layak diikuti karena dua hal kontradiktif tidak akan pernah bersatu. Lebih dari itu, dan mengikuti agama yang kurang adalah buruk.

(lebih…)

Read Full Post »