Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Syiah Menjawab’ Category

Mereka semua itu sebenarnya telah mengambil cerita Abdullah ibn Saba’ dari satu sumber yaitu; Sayf ibn Umar at-Tamimi dalam bukunya “al-Futuh al-kabir wa al-riddah dan al-Jamal wal-masir Aishah wa Ali”. Dari cerita Sayf inilah beberapa orang penulis telah mengambil cerita Abdullah ibn Saba’ tersebut. Padahal pribadi Sayf adalah seorang penulis yang tidak dipercaya oleh kebanyakan penulis-penulis kitab rijal seperti Yahya ibn Mu’in, Abu Dawud, al-Nasai, Ibn Abi Hatim, Ibn al-Sukn, Ibn Hibban, al-Daraqutni, al-Hakim, al-Firuzabadi, Ibn Hajar, al-Suyuti, dan al-Safi al-Din. Istilah Saba’iyyah diberikan maksudnya yang baru oleh Sayf ibn Umar pada pertengahan kedua tahun Hijrah yang menggunakannya untuk ditujukan kepada golongan sesat yang kononnya diasaskan oleh tokoh khayalan Abdullah ibn Saba’.

  (lebih…)

Read Full Post »

Beberapa pihak melancarkan kritik terhadap pihak Syi’ah dengan mengatakan bahawa melakukan taqiyah dalam agama adalah bertentangan dengan nilai keberanian. Pemikiran yang paling sederhana sekalipun akan menunjukkan bahawa tuduhan itu salah, sebab taqiyah harus dipraktikkan dalam keadaan orang tersebut menghadapi sesuatu bahaya yang tidak dapat ditolak dan dilawankan. Perlawanan terhadap bahaya semacam itu dan kegagalan untuk mempraktikkan taqiyah dalam keadaan seperti itu menunjukkan tindakan yang semberono dan membabi-buta, dan bukan keberanian.

(lebih…)

Read Full Post »

Ada beberapa poin yang sering dituduhkan para pembenci Syiah untuk memprovokasi kaum muslimin agar turut mengikuti langkah mereka dengan menyebarkan fitnah-fitnah terhadap Syiah.

(lebih…)

Read Full Post »

Pendapat Bada’ ini sebenarnya juga diyakini oleh Ahlussunnah Waljama’ah seperti juga Syi’ah. Namun mengapa Syi’ah yang menjadi sasaran cemoohan dan bukan Ahlussunnah yang berpendapat bahwa Allah SWT merubah hukum-hukum dan menukar ajal dan rizki?

(lebih…)

Read Full Post »

Pada masa kekuasaan kerajaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah para pecinta Ahlul-Bait sangat ditekan. Tekanan atas Syiah yang dilancarkan oleh kedua dinasti tadi menggunakan berbagai cara, termasuk propaganda julukan Rafidhah. Tujuan propaganda tersebut adalah untuk mengisolir para Syiah dari saudara-saudaranya sesama muslim. Namun tidak sepenuhnya propaganda itu terlaksana dengan baik. Terbukti ada beberapa pribadi Syiah –yang diberi gelar Rafidhah– yang terdapat dalam kitab-kitab standar Ahlussunnah. Dr. al-Qoffari dalam kitab tersebut menyatakan: “Ibn Taimiyyah menukil (membenarkan) hadis-hadis Marfu’ah yang menyinggung tentang kata-kata Rafidhah di dalamnya. Padahal, sebutan Rafidhah hingga abad kedua Hijriyah masih belum dikenal”.

(lebih…)

Read Full Post »

Ia (Jabir) mengatakan: “Melalui diriku hadis tersebut didapat, kita telah melakukan mut’ah bersama Rasulullah (saww) juga bersama Abu bakar, akan tetapi setelah berkuasanya Umar, ia (Umar) pun mengumumkannya pada masyarakat dengan ucapan: “Sesungguhnya Al-Qur’an tetap posisinya sebagai Al-Qur’an sedang Rasulullah (saww) tetap sebagai Rasul, ada dua jenis mut’ah yang ada pada zaman Rasul; haji mut’ah (haji tamattu’ .red) dan nikah mut’ah”. Kalaupun nikah mut’ah haram lantas kenapa kita juga tidak mengharamkan mut’ah haji yang sampai detik ini masih dilakukan oleh semua kaum muslimin dunia padahal ia termasuk yang diharamkan oleh khalifah kedua?

(lebih…)

Read Full Post »