Beranikah dari sekarang ini saudara-saudara kita Ahlusunah meninggalkan riwayat-riwayat yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai konsekuensi mereka terhadap penghormatan kepada Ummul Mukminin Aisyah dan Khalifah Umar dan Ali? Beranikah dari sekarang saudara-saudara Ahlusunah menyatakan bahwa dua kitab Bukhari dan Muslim tidak lagi disebut sebagai kitab Shahih karena terdapat ratusan riwayat Abu Hurairah, sebagai bukti ketaatan mereka terhadap Ummul Mukminin Aisyah, Khalifah kedua (Umar bin Khatab) dan keempat (Ali bin Abi Thalib)? Mungkinkah saudara Ahlusunah menyatakan bahwa Umar bin Khatab sebagai Khalifaturrasyidiin yang wajib ditaati, tetapi di sisi lain tetap mengambil riwayat-riwayat dari orang (spt Abu Hurairah) yang telah divonis sebagai pembohong, bahkan dilarang untuk meriwayatkan hadis oleh sahabat Umar?
—————————-————————-
Apakah Abu Hurairah bukan Sahabat Nabi?
Abu Hurairah sebagai sosok terkemuka di jajaran perawi hadis Ahlussunah yang meriwayatkan tidak kurang dari lima ribu hadis yang bisa dilihat dalam kitab-kitab standart mereka. Imam Bukhari sendiri menukil tidak kurang dari empat ratus hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Di sini kita akan lihat, siapakah sosok Abu Hurairah?
Bukankah Abu Hurairah yang dikatakan oleh khalifah pertama (Umar bin Khatab) sebagai musuh Allah dengan ucapannya: “Wahai musuh Allah dan musuh kitab-Nya, engkau telah mencuri harta Allah”? (ya ‘aduwallah wa ‘aduwa kitabihi saraqta maalallah). (Lihat: at-Tabaqot al-Kubra Jil:4 Hal:335, Siar a’alam an-Nubala’ Jil:2 Hal:612) Lantas kenapa musuh Allah -menurut versi khalifah kedua Ahlusunnah ini- masih dipakai dan dipercaya oleh Imam Bukhari dalam periwayatan hadis? Apakah Imam Bukhari tidak percaya lagi terhadap Umar bin Khatab, atau bahkan meremehkan anjuran-anjuran seorang khalifaurrasyidiin? Bukankah Umar adalah sahabat dan khalifah Rasul yang harus diikuti?
Bukankah Abu Hurairah adalah pribadi yang terkenal dikalangan sahabat sebagai manusia yang tidak dapat dipercaya (baca: pembohong). Hal ini sebagaimana yang telah dinukil dari beberapa sahabat tentang dia, semisal: Ummul mukminin Aisyah, Umar bin Khatab, Marwan bin Hakam, Ali bin Abi Thalib…dsb. Sampai-sampai ummul mukminin Aisyah pernah mengatakan: “Apakah gerangan hadis-hadis yang telah engkau sampaikan atas nama Nabi ini? Bukankah apa yang telah engkau dengar juga sebagaimana yang telah kami dengar? Dan bukankah yang telah engkau lihat juga telah kami lihat?” (Lihat: Siar a’lam an-Nubala’ Jil:2 Hal:604/612/613, at-Tabaqot al-Kubra Jil:4 Hal:335) Pertanyaannya sama, apakah imam Bukhari dan Muslim sudah tidak percaya lagi terhadap istri Rasul yang bergelar ummulmukminin serta sahabat-sahabat besar Rasul di atas tadi? Sehingga dari situlah Ibnu Abil Hadid yang bermazhab muktazilah dalam Syarh Nahjul Balaghah menukil ungkapan beberapa ulama Ahlussunah semisal Abu Hanifah yang menyatakan: “Semua sahabat adil kecuali Abu Hurairah, Anas bin Malik…” (Syarh Nahjul Balaghah, Jil:4 Hal:69). Atau menukil ungkapan Jahidh dari kitabnya yang terkenal “at-Tauhid”, yang menyatakan: “Abu Hurairah adalah pribadi yang tidak dapat dapat dipercaya dalam masalah periwayatan (hadis) dari Rasulullah…sebagaimana Ali tidak mempercayainya, bahkan mencelanya. hal serupa juga yang dilakukan oleh Umar dan Aisyah (terhadap Abu Hurairah)” (Syarh Nahjul Balaghah, Jil:20 Hal:31). Apakah Imam Bukhari mengaku sebagai orang yang lebih mulia dari Umar, Aisyah dan Ali sehingga ia tetap mempercayai Abu Hurairah dalam periwayatan hadis, dan meremehkan pendapat mereka dengan tidak mengindahkan penilaian mereka terhadap Abu Hurairah? Bukankah menurut mayoritas Ahlusunnah menyatakan bahwa para sahabat layak -bahkan wajib- untuk diikuti, sebagai Salaf Saleh?
Bukankah Abu Hurairah juga terkenal sebagai periwayat hadis-hadis yang merendahkan martabat para nabi Allah? Sebagai contoh, hadis yang menyatakan bahwa nabi Ibrahim as pernah berbohong sebanyak tiga kali; “Ibrahim tiada pernah berbohong kecuali sebanyak tiga kali” (Shahih Bukhari Jil:4 Hal:112). Atau hadis tentang peristiwa nabi Musa berlari dalam keadaan bugil dihadapan Bani Israil sehingga nampak kemaluannya oleh mereka, itu beliau lakukan hanya bertujuan untuk menangkal sangkaan buruk mereka terhadap beliau. (Shahih Bukhari Jil:4 Hal:126 dan pada bab Bad’u al-Khalq Jil:2 Hal:247)…dsb, yang semuanya merupakan kisah-kisah penghinaan atas pribadi para nabi Allah. Dari situlah akhirnya Fakhru ar-Razi dalam at-Tafsir al-Kabir menyatakan: “tiada layak dihukumi pribadi yang berbohong atas nama para nabi kecuali dengan sebutan Zindiq”. Dalam kesempatan lain ia menyatakan: “Menyatakan bohong atas perawi hadis tadi (yaitu: Abu Hurairah) lebih tidak berbeban ketimbang menyandarkannya (kebohongan) pada khalil ar-Rahman (yaitu: Ibrahim as)”. (Lihat: at-Tafsir al-Kabir Jil:22 Hal:186 dan Jil:26 Hal:148) Apakah hanya karena riwayat-riwayat bohong itu terdapat pada kitab shahih Bukhari sehingga kita dipaksa turut serta mendeskriditkan dan menginjak-injak kehormatan para nabi Allah, demi menjaga kesakralan kitab karya Imam Bukhari sebagai kitab Shahih, paling Shahihnya kitab pasca al-Quran?
Bukankah Ibrahim an-Nakha’I pernah menyatakan: “Golongan kita (ashabuna) mereka meninggalkan hadis yang datang dari Abu Hurairah”? Atau pada kesempatan lain ia pernah menyatakan: “Mereka tiada mengambil riwayat dari Abu Hurairah kecuali dalam hal-hal yang berkaitan dengan sorga dan neraka saja”. (Lihat: Siar a’alam an-Nubala’ Jil:2 Hal:609, Tarikh Ibn Asakir Jil:19 Hal:122)
Bukankah Fakhru ar-Razi dalam kitab al-Matholib al-Aliyah menukil ungkapan pribadi-pribadi yang memiliki hubungan dekat dengan Rasul sebagai bukti atas kebohongan Abu Hurairah? Fakhru ar-Razi mengatakan: “Banyak dari kalangan sahabat mencela Abu Hurairah, kita sebutkan contohnya; Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “Barangsiapa yang di pagi hari bangun dalam keadaan jinabah maka hendaknya tidak berpuasa”. Lantas mereka (para sahabat) mengeceknya kembali kepada dua istri Rasul Aisyah dan Ummu Salamah, mereka berdua mengatakan: “Hal itu (peristiwa itu) pernah dialami oleh Nabi, namun beliau tetap berpuasa”. Mereka berdua (istri-istri Nabi) lebih mengetahui (apa yang diperbuat oleh Nabi)…”. (al-Matholib al-Aliyah Jil:9 Hal:205). Dalam kesempatan lain, Fakhru ar-Razi juga menukil kejadian yang berkaitan dengan Ali bin Abi Thalib. Sewaktu Abu Hurairah meriwayatkan satu hadis dengan mengucapkan: “Kekasihku (Rasulullah saw) telah berbicara kepadaku…”, lantas Ali berkata: “Sejak kapan beliau menjadi kekasihmu?” (al-Matholib al-Aliyah Jil:9 Hal:205)
Dan masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan oleh Abu Hurairah -yang tidak mungkin kita ungkap secara keseluruhan di sini- sehingga dari situ menyebabkan banyak sahabat, dan ulama dari kalangan tabi’in dan tabi’ tabi’in meragukan kejujurannya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khatab sendiri sempat mengancamnya jika ia (Abu Hurairah) sampai meriwayatkan hadis. (Lihat: Tadzkirat al-Huffadz Jil:1 Hal:7, Akhbar al-Madinah al-Munawwarah karya Ibnu Syaibah Jil:3 Hal:800, Jaami’ bayan al-‘Ilm karya Ibnu Abdul Bar Jil:2 Hal:121)
Jika kitab Shohih Bukhari -yang dinyatakan kitab yang semua isinya dijamin kesahihannya dan secara mutlak tidak bisa dikritisi dan diganggu gugat- beberapa hadisnya diisi oleh pembohong semisal Abu Hurairah -sebagaimana diakui oleh para sahabat dan beberapa ulama Ahlussunah sendiri- lantas, apakah mungkin yang keluar dari pembohong pasti dijamin kesahihannya? Pertanyaan serupa juga bisa ditujukan kepada kitab Shahih karya Imam Muslim yang bertitel sama dengan sahih Bukhari, juga kitab-kitab standart Ahlusunah lain yang di dalamnya terdapat riwayat Abu Hurairah…jika jawabannya negative, maka apakah kita masih layak menyebut kitab Bukhari dan Muslim sebagai kitab Shahih? Ingat, jika dipaksakan jawabannya positif, niscaya akan terjadi paradoksi dalam pikiran manusia yang berakal sehat. Beranikah dari sekarang ini saudara-saudara kita Ahlusunah meninggalkan riwayat-riwayat yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai konsekuensi mereka terhadap penghormatan kepada Ummul Mukminin Aisyah dan Khalifah Umar dan Ali? Beranikah dari sekarang saudara-saudara Ahlusunah menyatakan bahwa dua kitab Bukhari dan Muslim tidak lagi disebut sebagai kitab Shahih karena terdapat ratusan riwayat Abu Hurairah, sebagai bukti ketaatan mereka terhadap Ummul Mukminin Aisyah, Khalifah kedua (Umar bin Khatab) dan keempat (Ali bin Abi Thalib)? Mungkinkah mengatakan Umar bin Khatab sebagai Khalifah yang wajib ditaati akan tetapi di sisi lain tetap mengambil riwayat-riwayat dari orang (spt Abu Hurairah) yang telah divonis sebagai pembohong, bahkan dilarang untuk meriwayatkan hadis? [FI]
Apakah Abu Hurairah bukan Sahabat Nabi atau bukan tidaklah kita harus mengklaim/menghakimi beliau, bukan wewenang kita kok tapi sejarah telah mencatat beliau sebagai perawi Hadist.
Kalau masalah para sahabat Nabi suka atau tidak suka juga kita ngak tahu kan.. ? yang diungkapkan disini samar samar kok, baiklah kalau beliau di klaim sebagai pembohong lalu apa julukan yang perang antar sahabat, bunuh2han lho??
lihat perang Jamal perangnya siapa itu?
Aisyah.ra dan Ali.ra(Mantu sama mertua lho), berapa muslim yang mati?
kita sebagai Muslim haruslah lebih dewasa, pasti Allah punya kehendah atas semua itu dibalik semua itu ada HIKMAH
salam
————————————
Islam Syiah:
Permasalahannya begini, disaat terjadi pertikaian antara dua sahabat -baik itu hanya perang mulut maupun perang fisik yang menyebabkan banyak sahabat lain terbunuh- maka apakah mungkin kedua belah pihak divonis benar, padahal keduanya saling bertikai dan bersiteru? Lepas dari hakekat siapa yang benar dan siapa yang salah -karena itu perlu analisa lebih dalam lagi- lantas apakah mungkin kita meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa semua sahabat Nabi -tanpa terkecuali- dapat dihukumi benar, padahal sebagian mereka melaknat, mendustakan bahkan membunuh sebagian yang lain?
Umat Islam Syiah tidak mencela semua sahabat, karena banyak sahabat yang benar dan baik. Dan Islam Syiah tidak membenarkan semua sahabat, karena sebagian sahabat ada yang tidak baik sebagaimana yang tercantum dalam sejarah. Umat Islam Syiah berusaha berlaku secara obyektif dan proporsional bahwa sahabat yang baik harus diagungkan dan sahabat yang jelek harus dijauhi dan tidak ditiru. Apakah mereka -yang anti Syiah- masih bersikeras untuk mengatakan bahwa Syiah mengkafirkan dan melaknat semua sahabat?
http://w3.spancity.com/yosri/TokohRiwayatAbuHurairah.htm
pada pendapat saya,
Syiah tidak mencaci atau menghina kesemua sahabat.
Sunni sepatutnya buka mata dgn lebih besar lihat kenapa Syiah berbuat demikian. mesti ada sebabnya. lihatlah bukti2 dari buku sejarah sunni sndiri.sudah ternukil akan beberapa sahabat yg tidak patuh pada Nabi.
kepada saudara2 Sunni,selamat mengkaji.
selawat.
Coba kita baca sejarah abu Hurairah dalam versi lain, karena saya pernah baca bahwa beliau mengenal Rasulullah saw hanya 1 tahun 7 bulan, dan itupun hanya beberapa kali ketemu, dan pada zaman kekuasaan Muawiyah, beliau banyak membuat hadits, kalau tidak salah sampai 5000an hadits… dengan imbalan dirham? Nah… tolong yang sangat ahli dalam sejarah, yang mana nih… (yang harus dipercaya). Karena sejarah bisa aja diplesetin, contoh aja negara kita… tapi kalau saya yakin bahwa Rasulullah saw pasti benar dan tidak pernah salah… dan yang meneruskan risalah pasti yang terdekat… nggak mungkin orang diluar lingkarannya…
salam
Setuju, tdk mungkin dalam satu masa semua orang dianggap benar atau adil semua. Gak mungkin baik semuanya karena menentang hukum Tuhan
saya ingin bertanya….kenapa di hadis2 ahlussunnah kebanyakan diriwayatkan oleh abu hurairah, padahal hidup dan mengenal Nabi SAW tidak lebih dari 2 tahun. Sementara para sahabat spt Umar, Abu Bakar sedikit dalam periwayatan hadis2 di dlm kitab2 ahlussunnah, padahal mereka hidup dan mengenal Nabi SAW lebih dari 20 tahun…
salam kenal saudaraku islam syiah..
terus terang aja saya islam sunni he,,he…
masalah abu hurairah sebenarnya sudah tuntas ratusan tahun yang lalu..he..he….
sebaiknya untuk proses ilmiah saudara bisa mencantumkan komentara para salafussholeh yang memuji abu hurairah, biar imbang nggak dari sisi yang menyudutkan aja,….
silahkan….
————————————–
Islam Syiah:
Salam kenal juga. Terimakasih atas sarannya. Silahkan anda memberikan imbangan tersebut. Yang jelas itu hanya sebagai salah satu bukti bahwa para sahabat gak semua dalam banyak masalah memiliki kesepakatan, bahkan terkadang antara mereka saling kontradiktif…lantas apakah mungkin antara dua hal yang saling kontradiktif keduanya dihukumi benar?
sudah menjadi makanan syiah mengutuk sahabat agaung rasulullah. jika betul abu hurarairah ,umar ,asyaih fasiq maka menunjukkan kegagalan dakwah nabi sbb mereka ini merupakan sahabat terdekat dan isteri nabi. kenyataan menghina sahabat bererti menghina batang tubuh nabi..syiah tidak diperlukan disini berhentilah dari menyesatkan dan memecahbelahkan umat islam
—————————————————-
Islam Syiah:
Anda baca kembali tulisan di atas, yang mengutuk sahabat Abu Hurairah itu dari kelompok Syiah ataukan sahabat besar seperti Umar bin Khatab dan umul mukminin Aisyah? Jika anda mengikuti sahabat Umar maka silahkan apa yang harus anda lakukan…sekarang anda tinggal pilih, mengikuti Abu Hurairah yang berarti bertentangan dengan sahabat Umar, sahabat Ali bin Abi Thalib dan Ummul mukminin Aisyah ataukah mau mengikuti para sahabat itu dan Ummul Mukminin yang mencela Abu Hurairah? jika anda mengikuti mereka maka anda terpaksa harus meninggalkan Sahih Bukhari dan Muslim yang hadisnya banyak dinukil dari sahabat Abu Hurairah…silahkan cek!
Banyak riwat yg ga jelas(di ubah2) kadang A benar kadang B yg benar,akhirx anda saling berselisih hanya buat2 dosa,lbh baik klo mau tau yg benarx mending minta pentunjuk langsung sama Allah SWT,Mudah2an Allah SWT MEmbreri pentujuk lurusx kepada sAUDARA2,MKASIH ass….
Dlm sunni ada kaidah, Wama jaraa baina ashhabi naskutu, atau hadits2,smisal; Ashhabi kannujum…dst.
Smua itu utk membungkus pahit-manisnya sjarah yg trjdi dkalangan sahabat2 Nabi saw. Bgmna tdk pahit,prselishan dklangan shbt Nabi SAW tlah mengantrkan kaum muslimin utk saling berprang n mmbunuh,mlahirkan perpchan,… dsbg. Pahit memang,tp tu smua hrs kt telan,tinggal bgmn kt menyikapinya,tntu hrs ada penilaian baik n buruk trhdp para plakunya.
Masalah Abu Hurairah r.a,scra pribdi sy menyangsikannya,bgmn tdk kok banyakan beliau dlm mriwayatkan hadits ktimbang Ali SA yg nota bene menantu sklgs shahabt Nabi SAW atau Aisyah yg sring mendampingi Beliau SAW atau para khulafaurrasyidin,assabiqunal awwalun,para mubasyrh bil jannah yg keislamannya jauh2 hari ktimbang Abu Hurairah r.a.
Pribadi sy Islam Sunni,tp dlm melihat sjarah sy tetap menggunakan kaca mata sejarah,bkn kaca mata aqidah.
O ya salam kenal tuk admin Islam Syi’ah. Sy trtarik dg artikel2 yg ada dblog ni,stidaknya ini menambh wa2san sy dlm mengnal syi’ah sbg saudra sy se-iman dan islam. Dulu wkt sy kuliah S1,sy jg trtarik dg persoalan nkh mut’ah,shngga mlahirkan sy utk menlis skripsi ttg persoalan tsb,komparsi antara sunni n syi’ah. Salah satu refensi pkok sy adlh sbuah buku dg judul Zawajul Mut’ah Halal ‘Inda Ahlissunnah, kry; Shalih al-Wardany.
Thanx…
iya yah, kenapa yah kok kaum sunni rela ngebela demi seseorang yang salah.apakah mereka sudah di cuci otaknya.
padahal kan sudah jelas klo di baca dari haditsnya. aneh.
ga masuk logika.
to muslim…
wong org nggak nurut kok yg dislahin Nabinya, apalagi da’wahnya…ya nggak nyambung logikanya….
mau nurut mau nggak…kek…dan faktanya banyak kerabat dekat nabi yg lain nggak nurut nggak bakalan ngurangin kenabian, dan ukuran sukse nggak sukses ya bukan disitu…hee…he
Apa sih yang orang sekarang perjuangkan, sehingga pandai sekali menilai semua sahabat nabi….
Artinya, menghina sahabat nabi dan mencurigainya sementara nabi saja tidak demikian , berarti mereka ini musuh Rosul laknatullah alaih…
Adri.
——————————————————————
Islam Syiah:
Lho, kita bukan hendak menghina sahabat Nabi, cuman kita hanya menukil sejarah saja. Dan sejarah membuktikan bahwa Abu Hurairah yang tergolong sahabat Nabi itu ‘dicekal’ oleh banyak sahabat Nabi lainnya, termasuk Ummul Mukminin Aisyah. Lha kalau kenyataannya begitu bagaimana?
Salam..saudara-saudaraku… saya baru ini sahaja mentelaah berkenaan keberadaan syiah..tapi sulit untuk saya menemukan kitab-kitab syiah terutama hadis2..boleh saudara bantu saya dalam hal ini.Untuk makluman saya orang Malaysia..dan disini amat sukar mendapatkan refrensi tersebut..emailkan ke saya : re_dho24434@yahoo.com..Terima Kasih..
salam
http://melayu.husayniya.org/index.php?option=com_content&task=view&id=102&Itemid=2
silahkan dilihat
Salam untuk para muslimin baik Syi’ah dan sunni
Saya dulu sering mendapat ajaran miring tentang syi’ah
dan sekarang saya lebih memahami bagaimana aliran syi’ah itu.
Dan terima kasih dengan adanya web ini saya bisa menambah wawasan
Salam
hmmm…luarbiasa…memang harus berani mempertanyakan…kebenaran untuk tambah yakin…
Kalo saya melihat, lebih baik seperti Abu Huarirah Ra. bisa merawikan hadis Nabi SAW. dari pada kita umat islam sekarang ini bisanya hanya mengkritik, menghujat, menghina tanpa bisa berbuat apa-apa, bisanya hanya ngomong, coba bagi anda yang tidak senang dengan Abu Hurairah ra. saya minta merawikan hadis
———————————————
Islam Syiah:
Masalahnya bukan merawikan atau bukan mas, tetapi itu lho ungkapan sahabat Umar dan Ali tentang Abu Hurairah, juga ungkapan Ummulmukminin Aisyah. Justru kita yang ingin bertanya kepada anda; anda mau ikut siapa, mau ikutan Abu Hurairah atau ikut 2 sahabat besar nabi dan istrinya? KAyaknya repot kalau kecintaan (plus mengikuti) kepada Abu Hurairah dan 2 sahabat + istri Rasul disatukan. Ini sejarah lho yang mencatat…..
Lho yang mengkritik, menghujat dan menghina itu justru sahabat sebesar Umar dan Ali, plus Ummulmukminin Aisyah koq…
Sejarah tidak akan pernah sempurna, karena hanya Allah saja yang Maha Sempurna. Sunni dan Syiah tidak seharusnya saling membenci dan menghina. Lebih baik kita fanatik kepada Allah dari pada fanatik kepada shahabat rasul.
————————————————————
Islam Syiah:
Lho kok sejarah dibandingkan dengan Allah sich? Apalagi dilihat dari sisi kesempurnaannya, ya jelas lain mas…sisi kesempurnaannya aja lain makanya sama sekali gak bisa dibandingkan. Tapi saya setuju kalau anda mengatakan semua jenis kesempurnaan apapun di semesta ini tidak akan dapat menandingi kesempurnaan Allah, karena dia Absolut. Karena masing-masing di alam semesta ini memliki kesempurnaan sesuai dengan kapasitasnya yang terbatas, berbeda jauh dengan Allah.
Adapun ungkapan anda yang terakhir saya setuju. Walaupun saya juga bisa katakan; Selama para sahabat itu sesuai dengan jalur Allah maka kenapa kita gak boleh fanatik kepada mereka? Jika ada yang terbukti menyimpang dari jalan yang telah ditentukan Allah maka bukan hanya tidak boleh, bahkan HARAM berfanatik kepada orang yang tidak mengikuti jalur Allah….dalam al-Quran disebutkan bahwa “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka ia tergolong zalim”…dalam ayat lain bahkan disebut Kafir….tentu yang dimaksud adalah kufrun nikmah, bukan keluar dari Islam. MAsa akal kita membolehkan kita fanatik kepada penzalim? Apalagi al-Quran dan Hadis, ya jelas2 akan menentangnya donk…
terus terang saya tidak bermazhab secara penuh pada mazhab tertentu tetapi saya mengambil yang terbaik dari mazhab yang ada terutama yang sesuai dengan al quran dan sunnah dan logis. Mengenai Abu Hurairah saya sependapat dengan anda. Tetapi saya ingin mendapatkan referensi dari saudara mengenai kitab hadits yang sahih menurut syiah. terima kasih
————————————————-
Islam Syiah:
Di Syiah tidak ada kitab yang dijamin kesahihannya selain al-Quran al-Karim. Kitab-kitab hadis milik Syiah hanya kumpulan saja, tidak ada satu ulama Syiahpun yang menyatakan itu kitab sahih, walaupun kitab 4 yang terkenal, termasuk al-Kafi. Karena versi Syiah, penentuan kesahihan suatu hadis atau tidak itu adalah perkara ijtihadi dimana masing-masing ulama memiliki standarisasi dan metodology yang berbeda. Dan tentu, seorang mujtahid tidak akan bertaklid buta terhadap mujtahid lainnya. Al-Kafi dan 3 kitab lainnya, juga kitab hadis lain, itu disebut kitab standart, bukan kitab sahih sebagaimana ikhwan Ahlusunnah menvonis kitab Bukhari dan Muslim sebagai kitab paling sahih pasca al-Quran.
Sejarah itu kan bikinan kaum Syiah. Jadi bisa saja dibuat cerita apa saja.
———————————————————————–
Islam Syiah:
Sejarah yang mana? Begini saja, silahkan anda cek rujukan-rujukan itu, apakah berasal dari Syiah?
Apa hakekat tujuan hidup di dunia? dan Apakah sebenarnya Islam itu? Pentingkah berpolemik seperti ini? Dunia ini udah carut marut, dunia tidak pernah benar, dunia adalah semu……semetara kita kelak akan mati, lalu apa yg akan kita bawa? Lebih baik kita belajar bisa mengenal diri sendiri lebih dalam dari pada melihat kesalahan orang lain apalagi mencoba melihat2 kesalahan org yang telah tiada, siapa tahu orang yang kita pandang tidak benar justru meraka adalah hamba yang mulia hatinya dihadapan Allah, kita tidak pernah tau kedalaman hati seseorang!!! Hati yang bersihlah yang akan kita hadapkan kepada sang Khalik kelak!
————————————————————————
Islam Syiah:
Anda benar bahwa yang penting penyucian diri untuk bertemu dengan Tuhan, nanti.
dan tidak perlu membahas orang lain. Kita lebih baik menyibukkan diri sendiri.
Tetapi, penyucian diri khan juga harus dengan jalan yang legal bukan? Sedang legalitas penyucian itu yang terjelma dalam ibadah harus sesuai dengan ajaran Rasul. Lha kita yang tidak hidup sezaman dengan Rasul bagaimana? Dari mana kita tahu ajaran Rasul, dari sahabat perawi hadis bukan? Kalau sahabat itu baik dan benar maka beruntunglah kita. Namun jika tidak bagaimana? Maka dari itu dalam kajian hadis ada yang disebut dengan jarh wa ta’dil perawi hadis…ntuk mengetahui hadis itu sahih atau bukan. Apakah person-person yang di-jarh wa ta’dil itu masih hidup? Ya tentu sudah mati lah…Apa ada maslahat lebih besar dari membicarakan orang2 yang telah mati itu? Tentu…untuk mengetahui mana person yang menukil ajaran Rasul -yang wajib diikuti- dengan jujur dan mana yang pembohong (atas nama Rasul).
abu hurairah berkata:”saya punyai dua karung ilmu rasulullah,yang satu karung saya ajarkan pada umat dan yang satu karung lagi pabila saya ajarkan pada umat niscaya leher saya di potong”.
pernyataan kontroversial diatas adalah bukan hadits tetapi memiliki makna yang dalam dan harus berhati-hati dalam menafsirkannya.
pelajari makna yg terkandung didalamnya dengan hati & pikiran yang bersih tidak terpengaruh anda mengikuti ajaran siapa.
belajar rohani, kita tidak cukup dengan membaca dengan akal dan pikiran saja, karena Allah membekali manusia dengan hati dan jiwa, jadi sepatutnyalah hati dan jiwa kita harus turut membaca.
saya bukan umat yang termasuk pro atau kontra tentang hadits abu hurairah
membaca hadits agar tidak bingung sahih ato tidak sohih kembalikan kepada Al qur an dan kepekaan hati kita, Allah sebenarnya memberikan kepekaan yang luar biasa kepada umatnya. Tidak akan selsai sampai akhir jaman mempersoalkan hadist sohih atao tidak sohih. Maka segala sesuatu “Bacalah dengan hati, jiwa dan pikiran yg tenang dan bersih dengan tujuan keridoan Allah” Insya Allah cahaya kebenaran akan membentang dihadapan kita tanpa kita harus berprasangka siapa yang bohong. Hati hati dengan riya’. Allah lebih mencintai dengan hambanya yang selalu merendahkan hatinya dihadapannya.
Teman-teman telah mencoba yang terbaik, namun tujuan belum lagi tercapai. Di tengah jalan tanpa sadar bisa-bisa Iblis menggoda dengan sangat halus hati-hati yang mudah terbolak-balik.
Saya ingin cerita tentang orang shaleh, yang si fulan ini telah dikaruniai pandangan/pendengaran/langkah kaki dan tangan atas nama ridho Allah disebabkan antara si Fulan dan Allah telah saling meridhoi… (ada hadisnya lho… kalo antum banyak tahu… semoga yang ini juga di kenal walau textualnya tidak sama persis).
Setiap kata-kata Nabi SAW adalah seperti echo yang menggema ke seluruh alam…sepanjang waktu tanpa kenal jarak dan waktu dan getarannya terus bisa di dengar oleh telinga-telinga sekaliber si Fulan ini… karena Allah telah menganugerahkan bashar dan sama’Nya… Ndak perlu lagi harus bertungkus lumus dengan hadis yang katanya shoheh atau tidak shoheh… begitu itu memang bisa di dengar oleh si Fulan… ya berarti itu memang kata-kata Nabi SAW… itulah kemudahan Allah menjaga agamaNya. Allah ndak tergantung kapada manusia yang lemah dalam memperahankan literatur apalagi secara akademik, yang itu ndak di kenal di zaman Nabi SAW. Jadi.. tugas kita bagaimana menjadi orang shaleh seperti si Fulan dan kalo belum bisa…. cukuplah bergaul saja dengan orang yang Shaleh tersebut… insyaAllah ndak akan terjerumus kepada saling menjelekkan siapapun, karena akhlaq mulia itu adalah tidak merasa lebih baik dari siapapun atau lebih baik dari apapun…
Youk kita mulai kebaikandemi kebaikan…
Pake’ yang mano bae, Sesungguhnya rahmat itu dari Allah dan akan diberikanNya kepada siapo bae yang dikehendakinyo. Jangan mengekploitasi umat untuk kepentingan duniawi, Jaga ukhuwah islamiyah, jangan jadikan orang tua kita, guru-guru kita, kerabat-kerabat kita merasakan azab neraka karena diri kita. Semoga Allah meredho’i perjuangan hamba-hambaNya yang selalu berusaha menjadikan dirinya sebagai orang yang sholeh.
Semua jawaban sama. Setiap kali dihadapkan dengan riwayat-riwayat (sejarah) yang kontradiksi yang notebene berasal dari tokoh-tokoh yang dianggap mulia, mereka selalu mengatakan,
“Janganlah mencaci-maki sahabat”
Padahal yang mencaci-maki, tokoh-tokoh mereka sendiri.
“Sejarah kan masa lalu, ribuan tahun lalu, lebih baik konsentrasi kita sekarang mengenai amal kita saja”
Apakah mereka tidak mengerti bahwa amal adalah berdasarkan ilmu dan ilmu berasal dari ajaran/kitab, sementara ajaran/kitab harus berasal dari orang yang berilmu, kemudian orang yang kita anggap berilmu berasal dari masa lalu. Bagaimana mungkin kita bisa meyakini bahwa orang yang kita ikuti ajarannya benar-benar berilmu dan layak diikuti jika tidak mempelajari sejarah?
“Janganlah mengoreksi sahabat, karena apatah kita ini yang ilmunya tidak sebanding dengan mereka?”
Apakah mereka tidak mengerti bahwa sejarah adalah juga berfungsi sebagai bahan evaluasi dan cermin? Apakah mereka tidak pernah mendengar pepatah ‘pengalaman adalah guru terbaik’? Sebagai bahan evaluasi, sejarah diperlukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan masa sekarang. Kemudian, mengenai mengoreksi sahabat, bukankah para sahabat juga telah mengoreksi sahabat lain? Lalu bagaimana sampai pada kesimpulan bahwa mereka-mereka lebih berilmu dari setelah jaman mereka? Apa yang mendasari seseorang lebih berilmu dari yang lain?
Hampir tidak ada jawaban atau komen yang membuka ruang dialog. Tidak mau membuka hati dan pikiran bahwa fakta sejarah mengatakan kebalikan dari apa yang diyakini. Tidak menyadari bahwa doktrin keliru lebih diutamakan dari akal sehat. Terus melakukan pembelaan seolah tidak menyadari bahwa manusia yang tidak dijamin kesuciannya oleh Allah swt mampu dan berpotensi melakukan kesalahan dan dosa, berpotensi fasiq, berpotensi munafiq.
Semoga Rahmat Allah swt selalu tercurah kepada kita semua. Amin.
Salam
saya baru mengikuti, sepertinya banyak pro and kontra. Menurut hemat saya akan lebih baik, kita kita pake yang baik saja. Sejarah tetap menjadi sesuatu yang sudah berlalu dan history, hari ini adalah hari penuh keberkahan dan esok adalah hari penuh misteri seperti polemik yang ada pada kedua aliran tsb. Akan lebih tenang kita pake Al quran dan serta hadist yang baik baik aja ( masalah benar atau tidaknya hanya Allah saja yang tau ). Saya bisa membayangkan betapa kacaunya sepeninggal rasul. disana ada perebutan kekuasaan dan macem macem deh. Dan ini adalah kehendak Allah biar kita terus belajar dan belajar lagi dan yang terpenting jangan sampai melenceng dari Alquran. Saya juga lagi mencoba memahami suni dan syiah, mudah 2 an banyak lagi artikel yang bisa memberikan gambaran tentang itu. thanks
Katanya Syiah tidak percaya kepada Umar bin Khottob dan Aisyah, tapi kok menukil ucapan mereka?
Setahu saya neh, Bukhori tidak pernah mengklaim kitabnya pasti benar, beliau hanya mengklaim kitabnya shoheh menurut penelitiannya.
Shoheh kan ada dua yaitu sanad dan matan. Bukhori meneliti dari segi sanad. Adapun matan, mau dikritisi lagi juga gak papa kok.
Setahu saya juga neh, ulama-ulama sunni mau diajak diskusi bila ingin mengkritisi lagi Shoheh Bukhori dan Shoheh Muslim, tentu dengan cara-cara ilmiah.
Salam damai selalu.
————————————————
Islam Syiah:
Syiah tidak percaya ungkapan mereka? Kalau bertentangan dengan al-Quran ya pasti ditolak donk…jangankan -yang konon- dari mereka, yang katanya dari Rasul aja juga ditolak. Tapi kalau sesuai dengan al-Quran kenapa mesti ditolak?
Lagian, dalam tata cara diskusi yang baik, kita dituntut untuk menggunakan argumen yang diterima teman bicara kita untuk menguatkan pendapat kita. Selain itu akan lebih mengena buat teman diskusi kita, juga ia tidak akan mungkin dapat mengingkarinya lagi, tidak dpt lari dari kenyataan.
Kalaulah benar apa yang anda klaimkan itu, sekrang mari kita lihat pada kenyataannya, silahkan anda kritisi hadis-hadis di Bukhari-Muslim yang menyudutkan para Nabi, lantas lihat apa reaksi para ulama anda!
Dan ternyata yang mengatakan bahwa kitab Bukhari dan Muslim dinyatakan oleh orang seperti Ibnu Hajar dan diamini oleh –kalaulah tidak semua- namun mayoritas mutlak ulama Ahlusunnah.
Jika benar mereka siap untuk diajak diskusi, maka saya akan membuka rubrik baru di blog ini, ttg kritisi bukhari-Muslim.. saya akan melihat reaksi mereka, jika memang klaim anda benar. Maaf, saya katakan klaim karena sebelum saya menganut mazhab Ahlul Bayt (Syiah) saya adalah pengembara akidah Islam, termasuk pernah mempelajari Bukhari-Muslim dari para Alumni Tim-teng.
Salam selalu buat pencari kebenaran, dimanapun dan kapanpun
jika memang abu hurairah banyak melakukan penyimpangan terhadap hadis-hadis Nabi, dan hal ini diketahui oleh sahabat sekaliber Umar dan Imam Ali yang terkenal ketegasannya dalam beragama itu, lalu kenapa mereka berdua tetap membiarkan Abuhurairah dalam penyimpangannya…?!
kenapa mereka berdua tidak segera bertindak untuk menghukum abu hurairah…membunuh misalnya.?!
sebab, bukankah orang yang jelas-jelas berbohong dengan mengatas namakan Nabi adalah kafir dan boleh untuk dialirkan darahnya…??
tertuangkah dalam buku-buku sejarah bahwa Abu Hurairah mendapat hukuman dari Imam Ali atau Umar terhadap perbuatannya yang dikatakan sebagai pembohong hadis…??
——————————————-
Islam Syiah:
Sejarah telah mencatat apa yang telah dilakukan oleh Abu Hurairah, dan ternyata Umar dan Ali, juga Aisyah telah mencelanya. Jika anda meyakini bahwa Umar, Ali dan Aisyah lebih paham Islam ketimbang anda maka seharusnya pertanyaan itu tidak ditujukan ke saya, tetapi ke mereka. Apakah berbohong atas nama Nabi adalah kafir dalam arti telah keluar dari Islam (murtad), ataukah kafir yang tidak menyebabkan terkeluarnya seseorang dari Islam sehingga haram untuk dibunuh? Karena dalam perspektif al-Quran kafir memiliki beberapa pengertian, ada yang berarti diluar dari Islam (non muslim) ada yang berarti yang masih di dalam Islam. Coba anda cek lagi al-Quran kita!?
Adapun menganai tindakan secara gamblang (hukuman) ternyata sejarah tidak menjelaskan bahwa imam Ali atau sahabat Umar mendenda, memukul, memenjarakan atau bahkan membunuhnya. Karena kalaulah setiap pelaku seperti yang dilakukan oleh Abu hurairah itu harus ditindak tegas apalagi keras maka saat itu akan banyak yang mengalami hal yang sama yang layak didapat oleh Abu Hurairah. Oleh karenanya, mungkin, maslahat yang lebih besar yang mereka lihat sehingga tidak menghukum secara tegas. Toch kita masih punya tolok ukur lain dalam menentukan kesahihan suatu hadis, selian ilmu rijal, kita memiliki al-Quran yg selalu sesuai dengan ungkapan dan prilaku Rasul.
Jika anda mendapati buku karya Dr Muhammad Abu Rayyah seorang pemikir Sunni dari al-Azhar Mesir yang menulis ttg Abu Hurairah dalam kitabnya yang berjudul “Adh’wa’ ‘alas Sunnah al-Muhammadiyah” maka pasti sebagian orang akan menuduhnya sebagai Syiah, padahal dia Sunni tulen.
inilah salah satu hadist yang tak ilmiah dari Abu Hurairah yang bertentangan konsep penciptaan alam semesta dalam Al-Quran.
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Rasulullah SAW memegang tanganku kemudian berkata: “Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi telah menciptakan tanah (bumi) pada hari Sabtu, menciptakan padanya gunung-gunung hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan hal-hal yang tidak disenangi pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, dan menyebarkan binatang padanya hari Kamis, dan menciptakan Adam alaihissalam setelah Ashar pada hari Jum’at pada akhir penciptaan pada akhir waktu dari waktu-waktu Jum’at antara Ashar hingga malam.”
(HR Muslim (2789), Kitab Sifat Kiamat, Surga, dan Neraka, Bab Permulaan Penciptaan dan Penciptaan Adam.)
Rupanya si Abu ini masih masih teringat dengan keyakinan dia sebelum islam atau memang ada kepentingan tertentu
salam…
intinya anda tidak mengakui keshohehan hadist dari abu hurairah dan dari tulisa anda menyebutkan bahwa ali Ra, aisyah (isti nabi SWA) dan umar bin khatob menyebut bahwa abu hurairah sebagai pembohong.
disisi lain dalam syiah tidak mengakui kekhalifahan umar bin khatab tapi anda menjadikan alasan dalam pernyataan anda.
bahkan bahkan.
dan sekarang apa yang anda ketahui kejadian perang antara sahabat nabi Aisyah dan Ali ra.? yang juga anda jadikan alasan sebagai penolakan terhadap abu hurairah.
—————————————–
Islam Syiah:
Saya? Silahkan lihat dan cek kembali rujukan dalam tulisan di atas, apakah itu adalah bikinan saya atau bersumber dari kitab anda sendiri?
Saya mempertanyakan itu karena saya ingin menggugah konsistensi dan konsekuensi anda terhadap apa yang telah dicantumkan dalam kitab2 anda oleh para ulama anda sendiri. Jika terdapat pertanyaan atau protes, ya silahkan anda protes kepada pihak yang menulis riwayat2 itu, yaitu ulama anda sendiri. Itu kalau anda konsis dan konsukuen…kalau gak, ya terserah anda.
Masalah perang Jamal, perang antara sahabat Ali dan Ummul mukminin Aisyah. Logika anda pasti setuju bahwa dalam peperangan itu mustahil kedua-duanya (dari kubu kelompok yang berseteru) dalam kebenaran. Kalau tidak keduanya salah, atau salah satu dari keduanya benar dan satu salah.
Saya katakan, berdasarkan penafsiran ayat 33 dari surat al-Ahzab yang tercantum dalam kitab2 tafsir ulama anda yang menyatakan bahwa, Ali adalah termasuk pribadi -disamping ada 4 pribadi lain; Rasul, Fathimah, Hasan dan Husein- yang disucikan oleh Allah dalam ayat itu. Berarti Ali tidak akan pernah salah (maksum). Sementara, adakah satu ayat atau hadis Nabi yang menyatakan bahwa istri-istri Nabi terjaga dari salah dan dosa? Jawabannya, tidak ada. Bahkan sebaliknya, terdapat beberapa ayat dan hadis yang menegur mereka. Sekarang silahkan anda sudah dapat mengambil konklusi!
kadang saya sebagai muslim menjadi malu dengan adanya islam syiah dan islam sunni, dll. dan saya sampaikan bahwa saya ber dien islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. bukan dari abu bakar, umar, ali, utsman,
—————————————————
Islam Syiah:
Ungkapan anda secara teori benar dan sangat bagus…tapi praktekknya bagaimana? Bisakah anda tunjukan cara Rasul wudhu’, shalat dan ibadah lainnya tanpa dipengaruhi oleh pemahaman para sahabat? Sedang hadis sendiri yang diriwayatkan oleh para sahabat pun terkadang berbeda.
Saya kira, keberadaan Sunni maupun Syiah tidak menjadi soal, selama masing-masing dewasa dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan keragaman yang ada. Toch dalam tubuh Sunni sendiri juga terbagi-bagi bukan?
Saya cmn heran ngapain memperdebatkan syiah ato suni yg jelas kita itu satu tuhan dan satu nabi..mgkn yg menyebabkan ali dan aisyah berperang ya orang2 yg kayak kalian ini yg mempropokasi beliu2 yg agung..jadi baik syiah maupun suni jgn saling menjelekan manusia itu dibagi dua manusia yg jahat dan yg baik so terserah mau suni maupun syiah Käℓ☺ kalian jahat ya tetep neraka dan Käℓ☺ baik ya syurga balesanya..
Mengenai Nabiullah Ibrahim berbohong sebanyak 3 kali, kemungkinan besar adalah dalam keadaan-keadaan berikut:
Yang pertama adalah ucapannya: “Sesungguhnya aku sakit.” (QS. Ash-Shaaffaat: 89), ketika mereka mengajaknya berpartisipasi dalam hari raya mereka yang syirik dan batil. Yang kedua adalah ucapannya,
Yang kedua: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya.” (QS. Al-Anbiya: 63), ketika dia menghancurkan berhala dan membiarkan patung terbesar dengan mengalungkan kapak di lehernya, dan dia menyatakan bahwa patung besar inilah penghancur patung-patung kecil.
Dan yang ketiga adalah ucapan Ibrahim kepada raja dzalim, bahwa Sarah adalah saudara perempuannya demi melindungi diri dari ancaman siksa.
Mohon maaf jika keliru
Salam
” Bukankah Abu Hurairah yang dikatakan oleh khalifah pertama (Umar bin Khatab) sebagai musuh Allah dengan ucapannya: “Wahai musuh Allah dan musuh kitab-Nya, engkau telah mencuri harta Allah”? (ya ‘aduwallah wa ‘aduwa kitabihi saraqta maalallah). (Lihat: at-Tabaqot al-Kubra Jil:4 Hal:335, Siar a’alam an-Nubala’ Jil:2 Hal:612) Lantas kenapa musuh Allah -menurut versi khalifah kedua Ahlusunnah ini- masih dipakai dan dipercaya oleh Imam Bukhari dalam periwayatan hadis? Apakah Imam Bukhari tidak percaya lagi terhadap Umar bin Khatab, atau bahkan meremehkan anjuran-anjuran seorang khalifaurrasyidiin? Bukankah Umar adalah sahabat dan khalifah Rasul yang harus diikuti?”
Mungkin awalnya begitu, tapi hal ini direvisi oleh Umar bin Khatab sendiri.
baca juga di : http://www.kebunhikma.com :
” Mungkin karena itu, ketika Umar menjadi amirul mukminin, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Tapi pada 23 Hijri Umar memecatnya gara-gara sang gubernur kedapatan menyimpan banyak uang (menurut satu versi, sampai 10.000 dinar). Dalam proses pengusutan, ia mengemukakan upaya pembuktian terbalik, bahwa harta itu diperolehnya dari beternak kuda dan pemberian orang. Khalifah menerima penjelasan itu dan memaafkannya. Lalu ia diminta menduduki jabatan gubernur lagi, tapi ia menolak.
Penolakan itu diiringi lima alasan. “Aku takut berkata tanpa pengetahuan; aku takut memutuskan perkara bertentangan dengan hukum (agama); aku ogah dicambuk; aku tak mau harta benda hasil jerih payahku disita; dan aku takut nama baikku tercemar,” kilahnya. Ia memilih tinggal di Madinah, menjadi warga biasa yang memperlihatkan kesetiaan kepada Umar, dan para pemimpin sesudahnya.”
Saya pikir saudara islam syiah sedang bertalqiyah
————————————
Islam Syiah:
Buktinya?
Terkadang kita juga harus belajar lebih fair lagi menilai dan memandang segala sesuatu, saya sunni tapi saya juga mulai belajar tentang syiah, mungkin banyak dari kita yang udah terdoktrin kalo syiah itu sesat, padhal kalo kita mau belajar lebih dalam tentang syiah tentu kita akan mulai berfikir dan banyak hal yang akan bisa mempengaruhi hati kita untuk berani mempertanyakan pada diri kita apakah sudah benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah apa yg selama ini kita yakini dan mampu mendorong kita tuk mulai belajar lebih banyak lagi, bukankah ayat yang pertama turun juga menyuruh kita belajar.
Alhamdulillah sy mulai sdkt dpt memahami syiah. sikap tdk mengkafirkan gol lain sangat menyentug sy sbgai org yg trlahir d lingkungn sunny. penjelasan islam syiah sejauh ini lbh logis dan tdk emosi. tp bgaimanapun sy hrus lbh bnyk bljar lagi…
untuk smntara salut untuk islam syiah
Salam
Numpang ketawa aja ya akhi…
hahahaha…
lucu2 comment2nya…
khususnya dari fans club Bapaknya kucing (Abu Hurairah) ini
hahahaha….
Pdhal itu terdapat di kitab mereka
knp mereka tidak bertanya, apakah benar hal tsb di kitab mereka
apa maksudnya hal tsb ada di kitab mereka
jk tidak ada dan ternyata bermakna lain, baru comment
tp mereka langsung menuduh dan memfitnah tanpa data dan argumentasi yg benar
Terlihat betapa cerdasnya para Fans Club Bapaknya Kucing ini
hahahaha…
Ngomong2 ada yg tahu makam si Bapaknya kucing dmn?
bagus juga tuh gmn penghormatan umat yg mengikutinya…
——————————————————
Islam Syiah:
Salam
Akhi, mohon agak sedikit direm dan dikontrol…
Untuk yang terakhir biarkan saya yang menjawab. Makam sahabat Abu Hurairah berada di Damaskus – Syiria.
talqiyah ??
ada-ada saja…
Diberikan fakta dikatakan memecah belah…
Diberikan pencerahan dikatakan membuka luka lama
Diberikan kebebasan berfikir masih juga taashub…
Gimana mau sampai pada kebenaran?
Saya sebelum ikut ahlulbayt juga dibesarkan dikeluarga NU yang sangat fanatik dengan kulturnya, tetapi kegelisahan hati saya ketika saya berdiskusi dengan ulama2 NU tidak memberikan kepuasan, ketika kepentok dijawab ijma’ Ulama.
Sederhana saja. Kalo tarawih memang dari rasul kenapa bilangan rakaatnya berbeda? kan sederhana ?
coba dech… amati kaetika sholat berjamaah, apakah tatacaranya sama?
apa benar rasulullah SAWW mengajarkan cara yang berbeda?
gunakan akal dan hati yang jernih untuk mengkaji…
salam….
Nabi SAW sebagai pemimpin mempunyai kemampuan dalam mengatur (dlm bhs lain “management”) siapa yang dipimpinnya. Termasuk Abu Hurairah ra. Abu Hurairah ra adalah seorang ilmuwan murni. Walaupun hidupnya hanya 2 tahun dengan Nabi SAW, tetapi Nabi SAW lebih banyak mempercayakan haditsnya kepada beliau untuk diriwayatkan. Karena Abu Hurairah ra tidak terikat dan tidak mau terikat dengan kekuasaan. Inilah bukti kejeniusan Nabi SAW dalam mengatur (dlm bhs lain “management”) para sahabatnya. Karena hadits adalah sesuatu yg harus disampaikan kepda ummat, maka apabila “kepentingan politik” mencampuri bunyi dari hadits tersebut maka akan tersesatlah ummat. Sy TIDAK menyalahkn sahabat lain atau meremehkan sahabt lain dlm meriwayatkan hadits, seperti Abu Bakar ra,Umar ra dan Aisyah ra, juga Ali ra. Takutnya krn kepentingan politik , utk MENGHINDARI fitnah ORANG-ORANG YG DEKAT dg kekuasaan.
————————————————–
Islam Syiah:
Tetapi anda tidak bisa menutup mata akan ketegangan yang pernah terjadi di antara mereka dalam periwayatan Hadis. Karena hal itu tercantum dalam kitab sejarah anda.
Lebih dari itu, jika anda mempercayai akan kekhilafahan sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman maka anda ‘harus’ (sebagai konsekuensinya) tidak mengakui kelegalan Abu Hurairah dalam meriwayatkan Hadis, karena jangankan menulis dan mengumpulkan Hadis Nabi, meriwayatkan saja dilarang. Silahkan telaah sejarah anda lagi tentang periwayatan dan penulisan serta pengumpulan Hadis. Kenapa dilarang? Dan semenjak kapan diperbolehkan? Siapa yang pertama melarang? Dan siapa yang pertama membolehkan? Karena apa dilarang? Dan karena apa dibolehkan? Ini bahan penelitian anda untuk melihat kembali apa yang tercantum dalam kitab-kitab sejarah anda. Tentu jiwa kritis dituntut lebih dalam menilitinya!? Selamat mencoba!
SAYA JUGA TIDAK PERCAYA BAHWA UMAR RA PERNAH MENCELA ABU HURAIRAH RA. JGN MENGADU DOMBA. Atas dasar apa?
——————————————————
Islam Syiah:
Tidak percaya itu hak anda. Tetapi ketidakpercayaan orang awam tentu berbeda dengan ketidakpercayaan yang ingin mencari kebenaran bukan? Apalagi anda mengaku sebagai pengajak kepada “KEMBALI KE AKIDAH YANG BENAR”. Akidah yang benar adalah yang tidak terdapat kontradiksi dala ajarannya bukan? Terserah anda, apakah ketidakpercayaan anda itu bersumber dari keawaman atau pencarian akan kebenaran (intelektual)?
Jika anda memang seorang pemikir dan pencari kebenaran -dan bukan orang awam- maka silahkan rujuk kembali kitab-kitab anda yang telah kami jadikan rujukan dalam penulisan tentang pertikaian antar sahabat tersebut! Dan masih banyak lagi hal-hal mirip denga itu dalam kitab-kitab anda sendiri!
Berajin-rajinlah menelaah kitab sendiri. Tentu dengan jiwa kritis, besar hati dan kebersihan jiwa. Dengan begitu niscaya anda akan menemukan “AKIDAH YG BENAR”, insya-Allah.
Sangat tak aneh mengapa abu hurairah ra banyak meriwayatkan hadist, dan kita harus bersyukur atas kontribusinya, sbb para periwayat hadist umumnya orang dari seumuran beliau, beliau umurnya tak jauh dari abdullah bin umar ra, abdullah bin mas’ud ra, abdullah bin abbas ra dsb, boleh dikata sahabat dari generasi ke dua yang bertemu rasul saw, dan inilah menunjukan bahwa besarnya jasa2 mereka terhadap kemurnian islam, mereka menjaganya tuk generasi dibelakangnya, mengapa kita yg tak ada urusan, dan sangat nihil dibandingnya menjelek2an beliau, sbb sayidina ali ra pernah meminta beliau tuk menjadi amir madinah, walau beliau tak bersedia, ini menunjukan kepercayaan beliau padanya, mengapa kita menghinakan diri dengan mencerca pada sahabat nabi, jika kita menganggap dia tak baik, sama halnya kita merendahkan nabi yang tak benar dalam mendidik umatnya, apalagi sahabtnya, mencerca para sahabat tak pernah dicontohkan para ahlul bait nabi, hanya golongan rofidhoh saja yang mencerca para sahabt nabi, sesungguhnya golongan syiah sekarang bukanlah sebagaimana annasir2 ali ra dahulu, perbedaan diantara mereka hanya dlm masalah politik, tidak dalam ibadah, ini bisa dibuktikan universitas al azhar yang tak lain dibangun oleh dinasti fatimiyah, dan kita tahu afrika utara itu dominan dipimpin oleh kalangan ahlul bait, tapi kita tak menemukan mereka sebagaimana rhofidoh, ini menunjukan perbedaan mereka hanya masalah politik, jika kita ingin lihat bagaimana hinanya kalangan rhofidoh liat ceramah ulama2 mereka di you tube, sehingga mereka tak bisa bermanis2 lagi dengan menyembunyikan kedoknya, salah satu pernyataan ulama mereka yaser habib “musuh syiah yang utama bukan yahudi, tapi umar, abu bakar, iblis, yahudi, sebegitu parahnya beliau mencerca sahabat yang menemani rasul saw berhijrah, di gua tsur, yang membenarkan rasul saw dikala semua ummat mendustakanya
—————————————————
Islam Syiah:
Mas, cobalah baca lagi artikel di atas dan sesuaikan dengan tulisan komentar anda…kalau memang benar bahwa PENCELA SAHABAT NABI adalah RAFIDHO YANG SESAT maka ungkapan anda itu justru pertama kalinya harus anda tujukan kepada AISYAH (Ummulmukminin), UMAR (khalifah kedua) dan ALI (khalifah keempat) dan beberapa sahabat besar lain karena mereka telah mencaci ABU HURAIRAH yang tergolong sahabat…Berani anda menvonis mereka RAFIDHOH yang sesat, sesuai dengan ungkapan anda sendiri. Jika anda tidak berani maka anda berarti tidak konsist dengan ungkapan anda sendiri…
Kalau ada SEBAGIAN yang mengaku sahabat Nabi tetapi perbuatannya tidak betul maka tidak bisa dong kita menyalahkan Nabi..nabi khan hanya sebagai penyampai saja (sbgmana disebutkan dalam ayat Al-Quran)? Lagian yang melakukan penyimpangan itu khan punya ikhtiyar untuk tidak melakukan penyimpangan?
Kalau kita mau pakai logika anda, maka nabi seperti nabi Nuh ataupun nabi Yakqub adalah Nabi yang gak pinter didik anak karena anaknya ada yang mursal…berani anda katakan bahwa anda lebih pintar mendidik anak ketimbang nabi Nuh dan nabi Yakqub? Padahal mereka nabi yang sudah berusaha untuk mendidik mereka tetapi karena ikhtiyar mereka sendiri mereka menyimpang….begitu juga usaha Nabi Muhammad dalam mendidik para sahabat…sekali lagi, menurut Syiah, tidak semua sahabat baik, sebagaimana tidak semuanya buruk…mereka seperti umat Rasul zaman sekarang, ada yang baik ada juga yang buruk…hanya prosentasenya saja yang beda.
Rasanya seandainya mengambil makna yang paling parah dari ungkapan aisyah ra.ha dan umar ra itu, itu ungkapan yang tidak sampai nilainya mencela, dan lagian anda jangan sepotong2 dalam mengambil riwayat, seperti umar ra, dia akhirnya meminta maaf pada abu hurairoh ra dan memintanya kembali untuk menjadi gubernur dibahrain tapi dia menolaknya, aisyah rha beliau banyak memuji abu hurairoh ra, dan mengmbil periwayatan beliau, lihat (Tahrirul-Ma’rah fi ‘Ashrir-Risalah, hal 275-276), dan abu hurairoh ra adalah sahabat yang pernah diutus rasululah saw, berdakwah ke Bahrain bersama Al-Ala ibn Abdillah Al-Hadrami r.a. Dia juga pernah diutus bersama Quddamah r.a. untuk mengutip jizyah di Bahrain, sambil membawa surat ke Amir Al-Munzir ibn Sawa At-Tamimi, dan itu sangat berbeda dengan kasus anak nabi nuh as, serta istrinya serta istri luth as, yang nyata2 menolak dakwah nabi2 tsb, dan tidak beriman kepada alloh swt, saya rasa anda masih waras untukmembedakan dua kondisi itu, janganlah kebencianmu terhadap sesuatu menghilangkan kewarasanmu
Syiah mengambil ayat sepotong-sepotong, mengambil riwayat sepotong-sepotong, karena kepentingan politik. karena NAFSU ingin menguasai. Ingin menjadi khalifah KESIANGAN. Maka Abu HUrairah ra dipercaya oleh Nabi SAW lebih banyak meriwayatkan Hadits. Karena beliau ilmuwan murni. Untuk menghindari Hadits diubah dan diselewengkan oleh orang2 yg mengaku mencintai ahlul bait, padahal NAFSU ingin menguasai.
————————————————
Islam Syiah:
Mas, salah satu ciri khas akidah yang benar adalah terjauhkan dari ajaran kontradiksi…sekarang yuk kita lihat apa yang anda komentarkan itu dengan melihat akidah anda.
Anda mengatakan bahwa SEMUA sahabat adalah benar dan layak diikuti. Kita sekarang lihat kasus di atas. Yang menjelekkan Abu Hurairah bukan sahabat biasa Ali dan Umar, dua sahabat besar yang juga khaifah bukan? Plus istri Rasul yang bergelar Ummul Mukminin. Itu semua tercantum dalam kitab Ahlusunnah, bukan bukan Syiah. Lha bagaimana anda menuduh Syiah yang mengatakan hal itu. Kita hanya menukil apa yang dalam kitab anda saja, anda cek lagi coba kalau anda tidak percaya!?
Sekarang pertanyaannya, kita harus ikuti siapa dalam kasus ini, Abu Hurairah ataukan dua sahabat besar Rasul, plus Ummul Mukminin? Kalau anda ikuti semua berdasarkan keyakinan bahwa semua sahabat Rasul adalah baik dan layak diikuti maka anda akan terjerumus ke dalam kontradiksi. Namun jika anda ‘mengikuti’ Abu Hurairah maka berarti anda ‘menyepelekan’ ungkapan kedua sahabat besar plus istri Rasul. Dan jika anda mengikuti dua sahabat besar itu dan istri Rasul maka anda harus meninggalkan banyak hadis di kutub sittah (6 kitab standart Ahlusunah, terkhusus Bukhari dan Muslim yang terlanjur memiliki julukan kitab sahih) yang kebanyakan hadisnya dari Abu Hurairah. Sekarang silahkan anda pilih, mau ikut yang mana? Dan mana bukti bahwa akidah anda benar sehingga harus kembali kepadanya…?
weh….. keren abis pembela abu hurairah…… apa mungkin orang yang ketemu hanya beberapa kali dg Rasulullah SAWW dan tidak lebih dari 3 tahun semasa Rasulullah SAWW hidup dapat meriwayatkan hadist yang jauh lebih banyak dari para sahabat sekaliber Umar bin khatab, abu bakar, dan Ali bin Abi Thalib k.w ?
Mari berfikir dengan jernih dan hati yang tenang saudaraku…..
Itu bukan sesuatu yang mustahil, dan tak ada hubunganya mengambil perbandingan demikian, ketika rasul saw menjelang wafat beliau berwasiat tuk mengerahkan umat islam tuk menaklukan syam yang dipimpin usamah bin zaid ra yang saat itu umurnya 17 tahun, padahal pada saat itu banyak sahabat yang lebih senior, lebih paham masalah perang, lebih berpengalaman, telah banyak berperang brsama rasul saw, seperti ali ra, umar ra, kholid bin walid ra, lagian anda benar2 kurang kerjaan mengusik2 abu hurairah ra, yang telah diakui berdasarkan riwayat pujian2nya dari rasul saw, dan para sahabat2, begitu berani anda menjelekan orang yang telah mendapatkan kepercayaan dari rasul saw sebagai pengemban amanah rasul saw, jika ingin memberikan sesuatu bagi ahlussuffah, nauzubillah tsumma na’uzubillah, aku berlindung dari golongan paling sesat rhofidoh la’natullohu alaih
————————————
Islam Syiah:
Bung sekali lagi baca dengan teliti, kepala boleh panas tetapi hati tetap harus dingin…Coba lihat lagi!?
Yang menjelekkan Abu Hurairah itu siapa? Kami ataukah para Salaf Saleh seperti Ummul Mukimin Aisyah, Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib? Di sini kami hanya menukil pendapat mereka saja. Untuk menghukuminya, ya silahkan pembaca sendiri yang menghukumi…
Cuman pertanyaannya adalah, katanya semua sahabat baik, tetapi pada kondisi semacam di atas lantas kita mau ikut dan percaya kepada siapa, Abu Hurairah ataukah dua sahabat besar plus istri Rasul itu? Coba anda kasih jawabannya?!!!
@ ashim,
saya bisa memahami kegalauan anda melihat saudara seiman kita (baca syiah) mengkritisi perilaku dan tindakan beberapa sahabat; yang mana mungkin sikap mereka tersebut terasa “asing” dalam kultur pendikan bung ashim. Akan tetapi, haruskah anda menutup komentar jawaban anda dengan menghujat saudara kita syiah hanya semata-mata dikarenakan anda merasa “asing” dengan pola pikir dan pandangan mereka. Bukankah mereka dalam mengkritisi para sahabat itu menggunakan dalil/landasan juga yang sumbernya bahkan dari kitab standar sunni sendiri.
Cobalah bung tengok kembali beberapa tulisan-tulisan yang telah diposting dipage ini , pastilah ada beberapa tulisan/artikel yang tidak berkenan, tapi tentunya ada pula yang berkenan. Bila anda tidak berkenan atas beberapa artikel/tulisan tertentu ya tinggal kan saja, bila ada yang berkenan kan bisa diambil sebagai ilmu.
Islam itu indah dan mudah, maka hal apakah yang menyulitkan dan menyempitkan hati bung ashim untuk menerima syiah dalam satu payung besar yang bernama Islam?
Janganlah bung ashim terjebak dengan pola permainan wahaby yang menurut saya tidak “gentle”…
menurut bang ashim kalo orang menolak perintah Rasulullah hukumnya gimana? nah kalo ekspedisi Usamah para sahabat tidak mau berangkat terus kita harus bilang apa? sahabat lebih paham dari Rasul? atau sahabat disebut “membangkang” ?
ass wr. wb
cerita -1
saya pernah mendengar kisah Rasul saw atas pertanyaan sahabatnya yang bertanya mengenai orang yang akan masuk surga, Rasul saw menunjukan kepada sahabat dan ternyata orang itu, orang biasa saja bukan ahli masjid.
cerita -2
ketika sahabat bertanya orang yang menjadi haji mabrur, Rasul saw mengatakan adalah tukang sepatu yang mendermakan uang tabungan hajinya untuk tetangganya yang kelaparan.
maaf kalau cerita diatas tidak sama persisi dengan pernyaataan Rasul saw, tapi saya mencoba mengkaji esensinya.
maksud dari cerita diatas menurut saya… coba teman2 kaitkan dengan relatifitas / kemungkinan, karena itu menjadi bagian yang harus diperhitungkan. semasa hidup Rasul saw, orang yang mampu pergi haji saja tidak dosa saat dia memutuskan tidak jadi pergi. orang yang kurang rajin pergi ke masjid saja tidak dijamin amalannya lebih buruk dengan orang yang sering masuk masuk masjid, karena dia orang yang amanah kepada keluarga dan ikhlas.
apalagi sepeninggal Rasul saw, tentu banyak kemungkinan terjadi karena kondisinya sudah berubah. mengetahui prihal secara detail itu lebih baik mungkin wajib tapi itu sangat sulit, terbukti dari tulisan teman2 diatas.
tapi kemungkinan mana yang benar dan mana yang kurang benar menurut saya tidak ada yang salah. karena selama ini kita selalu mencari kebenaran, mungkin saja belum nyampe.
jadi keyakinan ibadah. selama masih itu yang kita temukan coba saja yakini, sambil terus mencari tahu detailnya mana yang paling bener (ini saya tulis ketika saya mau mencoba sholat dhuha karena saya baru belajar dan mencari bacaannya saya mampir dulu di blog ini dan ada perbedaan pendapat). menurut saya lagi, memang bener ternyata proseslah yang Allah liat masalah mana yang paling benar itu menjadi relatif.
seharusnya kalau ada yang benar pasti ada yang salah… itu kata manusia. buat Allah semua kemungkinan bisa benar
heuheu mungkin cerita diatas ngawur dan basi tapi saya tertarik untuk aktif berpendapat saja dan thx tulisan dari saudara2ku diatas banyak memberikan pencerahan kepada saya.
salam ikhlas
Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu walaupun hanya sebentar hidup bersama Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, tidak seperti shahabat senior lainnya, tidak menghalanginya untuk mendapatkan keistimewaan menjadi shahabat terbanyak yang meriwayatkan hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam .
Abu Hurairah sendiri pernah menjelaskan mengapa ia bisa meraih keisitimewaan tersebut, sebuah keistimewaan yang tidak diraih oleh shahabat senior lainnya. Hal ini beliau sampaikan ketika ada sebagian manusia yang meragukan hadits-hadits beliau,
“Sesungguhnya kalian berkata, “Sungguh banyak Abu Hurairah meriwayatkan hadits dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Kalian juga berkata –wallahul mau’id-, ‘Mengapa para shahabat muhajirin tidak meriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam hadits-hadits ini, mengapa para shahabat Anshar tidak meriwayatkan hadits-hadits ini. (ketahuilah) Sesungguhnya para shahabatku dari kalangan muhajirin agak tersibukkan dengan perdagangan mereka di pasar. Dan para shahabatku dari kalangan Anshar agak disibukkan dengan pertanian mereka dan penjagaannya. Adapun aku adalah seorang yang selalu I’tikaf (tinggal di masjid) dan selalu bermajlis dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Aku hadir ketika mereka berhalangan dan aku ingat ketika mereka lupa. Dan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam suatu hari pernah berkata, ‘Siapa yang mau membentangkan selendangnya sampai aku selesai menyampaikan haditsku kemudian dia dekap selendangnya pasti dia tidak akan pernah lupa setiap apa yang aku sampaikan selamanya.” Maka akupun membentangkan selendangku kemudian aku mendekapnya. Demi Allah! Sejak itu aku tidak pernah lupa semua yang aku dengar dari beliau. Demi Allah! Seandainya bukan disebabkan satu ayat didalam Al-Qur’an, tentu aku tidak akan menyampaikan hadits kepada kalian.’ Kemudian Abu Hurairah membaca ayat, ‘Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk….” Beliau membaca ayat selengkapnya.”
Keistimewaan Abu Hurairah ini juga diakui oleh para shahabat lainnya. Tentu hal ini disamping sebagai keutamaan beliau yang luar biasa. Juga sebagai sanggahan atas tuduhan, keraguan dan prasangka seputar permasalahan ini.
Yang lebih mengagumkan adalah, sebagian shahabat juga ada yang meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anu hadits-hadits yang tidak pernah mereka dengar. Inilah akhlak para shahabat nabi, tidak lantas ketika mereka belum pernah mendengarnya dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kemudian menuduh Abu Hurairah berdusta. Radhiallahu ‘anhum ajma’in
—————————————-
Islam Syiah:
Taruhlah apa yang anda katakan itu benar, kira-kira kesibukan Ummulmukimin Aisyah apa ya, sehingga Abu Hurairah lebih banyak tahu ketimbang istri Rasul?
Lagi pula, jika seperti yang anda katakan, lantas kenapa yang menjadi khalifah dan rujukan umat pasca Rasul bukan Abu Hurairah saja, yang lebih pandai tentang hadis Nabi? Tetapi kenapa Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali yang semasa zaman zaman Rasul -versi anda- seringnya disibukkan hal-hal duniawi (berdagang atau bertani)? Bukankah Abu Hurairah selain banyak tahu ttg hadis Nabi (berarti paling alim) juga banyak i’tikaf (ibadah) yang pastinya lebih bertakwa dari mereka?
Apakah keilmuan dan ketakwaan Abu Hurairah itu tidak diketahui oleh banyak sahabat besar seperti Umar dan Ali serta istri Rasul (Aisyah) sehingga mereka mengatakan ungkapan yang tidak layak kepada Abu Hurairah? Trus siapa kira-kira yang harus kita percaya, keilmuan Abu Hurairah ataukan keilmuan Umar, Ali dan Aisyah?
Untuk mengetahui banyak tentang apa dan siapa Abu Hurairah, silahkan anda baca karya Abu Rayyah penulis Ahlusunah asal Mesir yang membikin desertasi tentang sahabat tersebut yang diberi judul “Adhwa’ alas sunnah al-muhammadiyah”.
Aslmkum kawan sunni maupun syiah….
capek dech……………………
dear all
menurut saya tidak begitu penting siapa yang benar dan siapa yang salah, semakin kita mencari siapa yangbenar semakin kita menjadi orang yang salah karena kita akan menyalahkan orang yang mungkin saja benar di mata ALLAH SWT, so mari kita perbaiki saja perilaku kita, mari kita salat, puasa, haji dan ibadah yang lainya sesuai dengan apa yang kita yakini benar saya yakin semuanya bersumber dari rosulullah dan al qur’an, dan mari banyak beramal dan membantu saudara – saudara kita yang mungkin kurang mampu. menurut saya itu yang lebih penting
salam
Sunni dan Syi’ah bersatulah…… ditengah kesibukan kaum kafir memerangi kita diberbagai aspek, knpa kita malah sibuk saling berdebat……
masih banyak hal yang dapat kita samakan!!!!!!!!!
semoga sejarah yg bener sgr dibukakan oleh Allah , dan kita sgr kembali ke jln yg lurus yaitu quran dan itrah ahlul bayt.
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. Saya kagum membaca perdebatan di blog ini yang amat panjang. Saya hanya melihat dari sudut pandang sejarah, dan buat saya semua perdebatan ini membuka logika saya tentang memandang suatu naskah sejarah, kebenaran mutlak di sisi Alloh SWT.
Wa ssalam
secara global betul apa yg dikatakan saudara ashim, ttapi kalau mau mencari kebenaran hakiki scra lebih kaffah dlm mnjalankan ajaran islam sesuai dgn koridornya maka ikutilah ahlul bait nabi Muhammad yang sudah dijamin Allah kema’sumannya, Al azhab ayat 33. dan hadist shahih yg mengatakn ‘ Aku adalah kota ilmu , Ali adalah pintunya dan Aku adalah Gudang ilmu maka Ali adalah kuncinya ‘. Klau anda ingin melihat hasil kebenaran syiah maka pelajarilah hasil revolusi republik islam iran, lahir serta kebangkitannya sampai sekarang. trims ya akhie