Di sini Barat dan negara-negara Arab tahu betul bahwa kemenangan Hamas dalam perang ini berarti puncak dari kebangkitan dan penyebaran Islam di seluruh masyarakat Timur Tengah yang bakal mempertanyakan keberlangsungan pemerintah-pemerintah boneka. Mayoritas para penguasa negara-negara arab sejatinya hanya boneka kekuatan-kekuatan besar. Mereka tidak dipilih secara demokratis dan hanya bersandar pada tuan-tuan penjajahnya.
————————————————————————-
Gelombang Kesadaran Islam di Timur Tengah dan Kekhawatiran Arab
Sejak dimulainya perang Gaza, ada pertanyaan menggelitik yang sangat mengganggu opini masyarakat Arab, Islam dan internasional. Apa sebenarnya yang membuat sejumlah kepala-kepala negara Arab seperti kerbau yang dicucuk hidungnya mengikuti segala perbuatan keji yang dilakukan Rezim Zionis Israel. Ada semacam ketakutan terhadap muqawama di Palestina. Media-media Israel malah lebih maju selangkah memberitakan desakan sejumlah kepala-kepala negara Arab untuk melenyapkan para pejuang Palestina yang dipimpin oleh Hamas. Washington dalam salah satu edisinya malah terheran-heran menyaksikan sikap Mesir yang begitu patuh di hadapan tuannya Israel dan tetap bersikeras menutup jalur penyeberangan Rafah. Presiden Rezim Zionis Israel Simon Peres dalam pernyataannya secara transparan menyebut negara-negara Arab bahkan mendorong Israel melanjutkan tekanan dan serangannya hingga pemerintah sah Hamas hancur total.
Sekilas pernyataan-pernyata an ini sulit dicerna apa lagi diterima. Namun bila mencermati beberapa hal kita dengan mudah dapat menyimpulkan masalah ini. Sikap bungkam sejumlah negara Arab atas serangan militer Zionis Israel, penentangan atas segera diadakannya sidang istimewa Liga Arab dan sikap keras kepala Mesir untuk tetap menutup jalur penyeberangan Rafah dapat menjadi alasan atas sikap mereka.
Namun kali ini saya lebih suka mengajak pembaca menengok kembali perjalanan sejarah perlawanan rakyat Palestina selama 60 tahun lalu dan peran negara-negara boneka Arab, khususnya di Perang 6 Hari tahun 1967. Dalam perang itu negara-negara Arab kalah secara memalukan dan terhina hingga kini, padahal Rezim Zionis Israel tidak memiliki kekuatan, kemampuan dan peralatan modern seperti saat ini. Bila kita bandingkan kekuatan Israel saat ini dan hasil yang mereka dapatkan dalam Perang 33 Hari Lebanon, ternyata mereka kalah memalukan. Kemenangan bersejarah Hizbullah Lebanon atas Israel sejatinya menjadi kebanggaan negara-negara Arab yang tidak pernah mampu melakukannya. Lalu mengapa mereka malah membencinya?
Kini tiba saatnya kita menganalisa lebih jauh mengapa negara-negara Arab mengambil sikap seperti yang mereka tampakkan saat ini setelah kalah menghadapi Israel. Dengan menyuguhkan analisa yang lebih detil tentang sikap negara-negara Arab setelah kalahdari Israel, mungkin kita dapat menguak sedikit demi sedikit perilaku negara-negara Arab, sekaligus mendapat jawaban atas segala pertanyaan ini.
Akan lebih tepat kita memulai menganalisa masalah ini dengan menjelaskan secara singkat beberapa poin paling mendasar perubahan sikap negara-negara Arab terkait cita-cita Palestina dan dunia Islam. Rentang waktu yang dianalisa di sini mulai dari setelah kekalahan Perang 6 Hari, kecenderungan untuk berdamai dan berbgai perjanjian tak berguna yang mereka hasilkan mulai dari Kamp David, Oslo, Madrid hingga Annapolis.
1. Negara-negara Arab sekuler mungkin bisa disebut sebagai faktor yang paling penting dan utama kekalahan dan keruntuhan peradaban Islam masa itu. Ditambah dengan kefanatikan mereka etnis mereka menciptakan Pan Arabisme menjadi fokus mereka dan meninggalkan Islam sebagai inti muqawama, solidaritas dan persatuan dunia Islam di hadapan berbagai ancaman dan ketamakan imperialis.
2. Mayoritas para penguasa negara-negara arab sejatinya hanya boneka kekuatan-kekuatan besar. Mereka tidak dipilih secara demokratis dan hanya bersandar pada tuan-tuan penjajahnya.
3. Pergeseran budaya Islam akibat serangan budaya Barat telah berlangsung cukup lama. Jauh dari nilai-nilai agama membuat negara-negara Arab terasing dari melupakan jati dirinya. Hasilnya, mereka menjadi identik dengan keterbelakangan di berbagai bidang baik sains, budaya, sosial dan politik. Namun yang lebih penting dari sisi militer mereka juga lemah dan hanya menjadi konsumen mesin-meisn perang kekuatan-kekuatan imperialis.
4. Kebergantungan negara-negara Arab segala macam produk dan bantuan-bantuan negara-negara Barat yang sejatinya penjajah mereka.
Namun coba kita bandingkan kenyataan di negara-negara Arab ini dengan sebuah kelompok kecil di Lebanon yang dengan fasilitas dan jumlah pasukan terbatas mampu menghadapi satu angkatan bersenjata Rezim Zionis Israel yang disebut-sebut nomor 4 di dunia. Kelompok kecil yang terilhami oleh ide-ide Revolusi Islam Iran. Sebuah revolusi yang bersandar pada prinsip-prinsip Islam dan menekankan berdirinya sebuah pemerintahan berdasarkan agama. Sebuah revolusi yang muncul saat peradaban Islam tengah merengang nyawa dan selalu menjadi bahan hinaan. Sebuah revolusi Islam yang muncul saat dunia Islam hampir ditelan seluruhnya oleh imperialisme modern.
Tentu saja kemunculan Revolusi Islam Iran ditentang mati-matian oleh seluruh dunia yang berada dalam cengkeraman imperialisme modern. Karena mereka hampir saja merasa menjadi pemenang dan penguasa dunia. Bagi mereka kemenangan Revolusi Islam Iran dapat menjadi model bagi kebangkitan dan kesadaran Islam di seluruh dunia, khususnya Timur Tengah. Revolusi Islam berpotensi besar membahayakan kepentingan haram mereka di Timur Tengah.
Saat negara-negara Arab menculik Imam Musa Shadr dan menghapusnya dari kancah politik Lebanon atas pesan kekuatan-kekuatan imperialis meerka menyadari bahaya tersebarnya gelombang kesadaran orang-orang Syiah di Lebanon ke seluruh kawasan bahkan negara-negra Islam. Namun mereka lupa bahwa gerakan ini tidak berdiri dan bertumpu pada figur. Pengkaderan generasi muda yang sadar, bebas dan berdasarkan konsep Wilayatul Faqih yang digagas Imam Khomeini ra mampu menciptakan gerakan pemikiran di dunia Arab yang dari ke hari semakin membesar. Kemenangan dalam Perang 33 Hari menghadapi militer Zionis Israel punya substani agama yang berdasar pada ajaran-ajaran kebangkitan Imam Husein as dalam peristiwa Asyura. Sebaliknya, Perang 6 Hari bertumpu pada pemikiran rendah yang berdasarkan pada etnis dan dikristalkan dalam slogan Pan Arabisme.
Barat dan kepala-kepala negara Arab benar-benar ketakutan menghadapi gerakan yang berlandaskan agama. Para penguasa boneka negara-negara Arab tahu benar bahwa pertumbuhan kecenderungan masyarakat akan Islam dan Islam politk di tengah-tengah masyarakat Islam sangat membahayakan kekuasaan mereka yang tidak memiliki legatimasi dari rakyat. Semakin tinggi kesadaran akan Islam ternyata berbanding lurus dengan ketakutan para penguasa boneka negara-negara Arab. Tentu saja Barat yang berada di balik negara-negara boneka ini lebih takut dari para penguasa boneka mereka.
Dari sini banyak pengamat melihat rencana Amerika untuk menciptakan Timur Tengah Baru punya hubungan erat dengan upayanya menekan perkembangan cepat kecenderungan orang terhadap Islam di Timur Tengah dan kekhawatiran mereka akan nasib kepala-kepala negara boneka mereka. Namun ternyata rencana ini gagal oleh perlawanan heroik yang ditampilkan para pejuang Hizbullah dalam Perang 33 Hari di Lebanon.
Dengan gambaran ini kita mulai dapat menyibak rahasia di balik sikap sebagian negara-negara Arab yang tanpa tedeng aling-aling berada di samping Barat dan Rezim Zionis Israel menghadapi pemerintah sah Palestina. Negara-negara Arab ini dengan transparan menyatakan sikapnya mendukung serangan militer Israel dan menutup jalur penyeberangan Rafah. Mereka bahkan menuntut Israel menyerang hingga Hamas musnah.
Ketika rakyat Palestina yang bertahun-tahun berjuang di bawah panji-panji Pan Arabisme merasa letih atas sikap para pemimpin Arab yang ingin berdamai karena tidak pernah berhasil meraih apa pun, mereka memilih untuk mencari model lain untuk melanjutkan perlawanannya. Mereka memilih Hizbullah Lebano yang menjadi muqawama sebagai prinsipnya untuk mengenyahkan musuh dari Lebanon Selatan. Kini substansi perjuangan rakyat Palestina telah meninggalkan idiom-idiom sekularnya dan memilih agama sebagai landasannya. Sebuah keputusan bersejarah dan revolusioner yang dilakukan oleh rakyat Palestina ketika pada tahun 2006 mereka memilih sebuah kelompok yang memilih muqawama sebagai cara untuk meraih kemenangan.
Keputusan bersejarah dan revolusioner ini sama artinya dengan pertumbuhan dan kesadaran Islam yang ditakuti Barat dan negara-negara boneka Arabnya. Namun masalahnya kini kebangkitan dan kesadaran Islam ini sudah tidak hanya dibatasi oleh kelompok Syiah dan negara khusus, tapi kali ini sebuah kelompok bermazhab Ahli Sunnah Hamas, itu pun di tempat bernama Palestina sebagai kiblat pertama umat Islam yang menjadi pusat perhatian umat Islam sedunia.
Di sini Barat dan negara-negara Arab tahu betul bahwa kemenangan Hamas dalam perang ini berarti puncak dari kebangkitan dan penyebaran Islam di seluruh masyarakat Timur Tengah yang bakal mempertanyakan keberlangsungan pemerintah-pemerintah boneka. [Saleh Lapadi]
DAFTAR NEGARA ANJING MUNAFIK YANG PANTAS HANCUR:ARAB SAUDI,YORDANIA,MESIR mereka adalah kacung alas kaki bagi ISRAEL dan DollaR AMERIKA
aslmlkm…
saudara2 semuslim yang mencintai dan dicintai Allah. tidak ada yang lebih disukai kaum musyrik dari pada melihat kita berpecah belah dan saling serang. padahal sering saya temui di milis internet seperti ini, saling hujat antara sunni dan syiah ternyata satu orang yang mengaku punya dua nama. ingat statemen amin rais di metro tv. di Indonesia ada lebih dari 10.000 intel CIA yang bekerja dari dalam tubuh organisasi islam yang berfungsi memperburuk citra islam, mengadu domba, dan meracuni dengan orientasi materi. alhamdulillah ada satu intel CIA yg mndapat hidayah dan mengakui kejahatannya sehingga sempat menginap di sel. terbukti! harap kita saling menahan diri dan tidak terlalu cepat menarik kesimpulan sebelum berdiskusi panjang dengan rekan kita yang kita anggap beda aliran. maka sesungguhnya ketenangan hati akan datang. amien. jazakallah. wslmlkm.
@marzuq
Apa yang anda nyatakan benar, tapi bukan di sini tempatnya.
Sewaktu penulis artikel di atas menjelaskan tentang kemunafikan tiga negara itu bukan berarti menyerang kaum Sunni karena yang ketiga pemimpin itu telah mengkhianati saudara muslim mereka yang notabene juga Sunni. Sekarang ini permasalahanya bukan Sunni-Syiah, tetapi siapa yang antek-antek Amerika dan siapa yang membela bangsa penganiaya seperti Israel yang didukung penuh Amerika. KAlau kita melihat sejarah maka akan kita dapati bahwa pengkhianat selalunya ada kan?
Assalamu’alaikum Wr Wb….
Persatuan memang sekarang harus diutamakan pada saat ini.
Dan dari kalangan Syiah sendiripun menginginkan persatuan umat islam pada saat ini, untuk menghadapi zionis dan amerika dan sekutunya….
Ini diinginkan kalangan Syiah bukan hanya sekarang, malahan itu sudah ada dari jamannya para Imam-Imannya Syiah. Syiah tidak pernah takut mati dalam membela kebenaran, sebaliknya syahid itu yang didambakan. Namun kalangan Syiah masih menganggap saudaranya mereka dari kalangan lain selama Tauhidnya dan Nabinya sama.
Namun jika keluar dari kalangan Syiah pernyataan-pernyataan seperti menyalahkan pihak lain, itu bukanlah mencari atau membuat permusuhan dengan pihak lain, namun itu adlh untuk membela diri dari hujatan-hujatan yang telah ada sejak dulu, yang juga memiliki dalil-dalil untuk pembenaran keberadaannya.
Dikalangan saya pribadi, sejak kecil saya sudah disuruh hati-hati terhadap Syiah oleh kedua orang tua dan keluarga saya. Doktrin-doktrin ini sudah saya dapatkan sejak kanak-kanak. Dan Wallahi, saya sendiri pernah mengkafirkan Syiah. Namun untungnya saya masih mau untuk tahu apa itu Syiah, yang Alhamdulillah sekarang ini bukan saja tidak lagi menganggap Syiah kafir, malahan saya ikut Mazhab tersebut karena saya pribadi menganggap mazhab Syiah-lah yang paling benar….
Saya sangat setuju dengan saran-saran yang disampaikan oleh saudara Marzuq, bisa untuk menahan diri dan tidak cepat menarik kesimpulan, berdiskusi dan tukar pendapat memang diperlukan ketenangan hati…
Wassalamu’alaikum….
Kembalilah semuanya kpd kalimatulloh bersatulah di bawah panji kalimatulloh dan berjayalah kita semua diatas kalimatulloh.Lailahaillalloh.Alam semesta milik Alloh takutlah hanya pd Alloh,
Begitulah seharusnya, jangan lah lagi kita saling menyalahkan Sunni is Islam and Syiah is also Islam yang bukan Islam itu yang memusuhi Islam who ever theay are !.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Syiah dan Sunni hanyalah pemisahan yang disebabkan para elit kedua kelompok ini yang pada awalnya berbeda pendapat dan kepentingan. Syiah dan Sunni tidak diajarkan Nabi Muhammad SAW. Tidak ada Syiah dan Sunni dalam Islam, kalau kita selalu terperangkap dalam dikotomi ini sejak zaman sahabat, kita memang sudah kalah dan kita sudah berhasil diadudomba oleh musuh2 Islam. Saya ingin mendengar, adakah Nabi pernah bersabda bahwa Islam ada 2 jalur, Sunni dan Syiah? Silakan share disini kalau ada.
Tuhan Sunni dan Syiah dan Nabinya sama yaitu Allah dan Muhammad, artinya mereka telah Islam. Kalau hanya berbeda pendapat di luar Ketuhanan dan Kenabian, kenapa harus mengkafirkan. Bukankan Allah yang lebih layak menghakiminya. Mari kita hapus sebutan Sunni dan Syiah, karena justru itu yang di luar Islam. Saatnya Islam bangkit dan kita harus tolong menolong dalam kebaikan, itulah yang diajarkan Allah. Kalaupun kita berbeda pendapat, kita hanya wajib saling menasihati dan bukan mengkafirkan.
Kita sudah sangat lama diadu domba oleh orang yang memusuhi Islam dengan tema Sunni Syiah, pendirian berbagai aliran2 baru. Ingatlah bahwa Islam tidak mengenal aliran. Sekalipun kita sekarang sedang belajar pada aliran tertentu, tapi jangan pernah menganggap sesama muslim musuh. Musuh kita bukan saudara kita.
Sekarang era kebangkitan Islam, harusnya kita semua sadar bahwa memang kita telah diadu domba. Jangan bahas sejarah masa lalu, yang salah mari kita perbaiki. Kesempatan kita hanya hari ini untuk berdamai dan bersaudara, karene esok kita tidak tahu. Saya hanya orang yang awam, tapi saya hanya berpegang pada Islam.
Para musuh kita sedang tertawa kita berdebat pada masalah yang belum tentu benar, hanya merujuk dari satu kitab ke kitab lain yang dikarang manusia. Kita telah banyak memfitnah saudara kita sendiri, bahkan kita telah banyak menumpahkan darah saudara kita. Mari kita tatap Islam yang sebenarnya, tanpa mazhab tanpa aliran tanpa Sunni dan Syiah. Islam!
Allahu Akbar!
Wassalam Wr Wb.
————————————————-
Islam Syiah:
Waalaikumsalam
Secara prinsip, misi anda sama dengan kita…namun karena; 1- Syiah selalu difitnah maka izinkan Syiah membela diri. 2- Membahas perbedaan dalam diskusi ilmiah tidaklah masalah, justru itu sangat baik untuk melatih kepekaan intektual dan menambah kualitas keimanan. 3- Rasul bukan membagi menjadi Sunni-Syiah, tetapi lebih dari itu, menjadi 73 golongan. Dari 73 itu mana yang tergolong Sunni dan mana yang tergolong Syiah ya gak diperinci di hadis itu. Tapi yang jelas, keragaman tidak mesti meniscayakan perpecahan. Dan persatuan bukan berarti peleburan. itu yang harus kita pegang.
Wassalam
@Islam Syiah
Kalau memang tidak bisa dileburkan, paling tidak kita bersatu. Dua bersaudara yang masing2 telah memiliki istri dan anak2 juga sulit jika berada dalam satu rumah. Mereka akan akur jika tidak ada satupun dari mereka yang berkata saudaranya yang lain adalah anak pungut, apalagi anak haram. Mereka mungkin akan bertengkar jika ada salah satu dari mereka yang terlalu berambisi dan mengecilkan saudaranya yang lain, apalagi jika ada pihak lain yang selalu menghasut. Layaknya sebagai saudara saling menasehati, saling mengingatkan, dan saling berbagi disaat senang maupun sulit.
Rasul juga tidak pernah membagi Islam dalam beberapa golongan, yang anda katakan 73 golongan itu adalah semacam ramalan (setelah beliau wafat) yang mungkin diketahui beliau dari malaikat.
Saya salut dengan adanya blog ini, semoga dapat memberikan pencerahan. Dan saya berharap ada tindak lanjut dari sekian banyak “diskusi” yang sudah ada.
Terimakasih
persatuan sesama muslim? saya setuju.. Nabi dan Tuhan yang sama? saya setuju.. yg tidak setuju, kadang ada provokasi di tingkat bawah, disiarkan oleh “habib-habib” di daerah, isinya menyerang tatanan yang sudah ada. Ini yg skrg sering muncul di negri tercinta. Alhasil, perang kecil-kecilan muncul. Terlepas ada campur tangan Amrik kek, CIA kek, faktanya yang bacok-bacokan itu umat islam di negri yg selama ini damai. Jadi tolong lebih hati2 dalam menyampaikan pemahaman sampeyan yang sifatnya memprovokasi orang banyak.. kalo mau memprovokasi atau menegakkan aqidah (yg menurut sampeyan paling bener) ya jangan di negri ini.. kan menurut pembahasan diatas, masih banyak negri di Arab sono yang bermasalah? kenapa tidak dimulai saja di sana? Seingat saya, jati dirinya Islam itu berkah kok, membawa rahmat utk umat (bukan saja Muslim).. terus terang, saya sebenarnya cenderung setuju utk beberapa hal dengan pergerakan syiah (sekalipun dibesarkan dalam lingkungan yang anti), sayangnya dalam beberapa hal lain, mohon maaf, saya gak bisa mudeng.