Hamas memang bukan Hizbullah. Namun kemenangan Muqawamah di Palestina akan menjadi hujjah akbar dan akan mengubah peta politik di Timur Tengah. Hamas hanya akan berunding dalam berbagai masalah dengan tiga syarat; Israel hentikan serangan, batalkan blokade dan buka semua jalur penyeberangan untuk selamanya.
—————————————————————-
Tragedi Gaza; Perang Furqon
Oleh: Saleh Lapadi
Hamas memang bukan Hizbullah dalam persenjataan maupun letak geografis. Namun semangat mereka sama, Muqawamah. Bila kemenangan Hizbullah adalah hujjah ilahi (bukti ilahi), semua harus mengakui bila Hamas dan para pejuang Islam Palestina menang (dan pasti menang dengan izin Allah), maka kemenangan itu adalah hujjah akbar (bukti ilahi paling besar). Posisi Hamas lebih sulit ketimbang Hizbullah. Mereka tidak bisa leluasa bergerak, karena semua pintu yang menghubungkannya dengan dunia luar telah ditutup. Bahkan ‘teman’ juga ikut-ikutan menutup pintu penyeberangan Rafah. Hamas tidak punya teman seperti Suriah seperti yang dimiliki Hizbullah. Tapi semua tahu apa yang terjadi di Lebanon juga kini terjadi di Jalur Gaza.
Tadi malam (Rabu, 31/12) Ismail Haniyah dalam pernyataan yang disampaikan lewat saluran televisi Al-Aqsha milik Hamas yang sempat bangunan aslinya dibom oleh Israel mengatakan bahwa perang kali ini berbeda dengan perang-perang terdahulu. Dalam perang ini Israel begitu buas menghancurkan semua yang ada. Tidak ada yang disisakannya. Bila media-media menyebut anak-anak yang syahid di Gaza sekitar 40-an di hari kelima, Ismail Haniyah menyebut lebih dari 70. Bila disebut 6 masjid, rumah Allah yang dihancurkan, Ismail Haniyah menyebut 8 buah. Oleh karenanya, Ismail Haniyah menyebut perang ini adalah Perang Furqan. Apa yang terjadi sebelum perang dan sesudahnya benar-benar akan berbeda, karena kemenangan adalah kepastian bagi orang-orang yang sabar dan melakukan perlawanan.
Benar, Israel tidak tanggung-tanggung menggunakan bom smart paling canggih milik Amerika bernama Uni Bom Terarah (GBU-39) yang dipesan sebanyak 1.000 setelah kekalahan mereka dari Hizbullah. Sekalipun bom ini beratnya hanya 113 kilogram, namun kemampuan penetrasinya sama dengan satu ton. Belum lagi pesawat tanpa awak yang setiap harinya terbang berputar-putar di atas Gaza memonitoring yang terjadi di sana. Pesawat-pesawat ini hanya kembali bila helikopter atau jet-jet tempur Israel mulai beroperasi membombardir apa saja yang mereka anggap musuh. Dan begitulah setiap harinya. Belum lagi kapal-kapal perang yang tidak ingin ketinggalan menunjukkan kebrutalan mereka atas rumah-rumah penduduk. Semua itu ditambah pasukan darat Israel dengan tank-tank Merkavanya yang berjaga-jaga di perbatasan Gaza mulai menembak bangunan-bangunan di sana.
Namun cukupkah itu untuk meraih kemenangan di medan perang?
Sayyid Hasan Nasrullah tadi malam (Rabu, 31/12) dalam ceramah Asyuranya menyebut serangan udara dan laut tidak pernah menjadikan penyerangnya sebagai pemenang. Terlebih lagi bila menghadapi pemimpin yang berani dan rakyat yang sabar dan melakukan perlawanan. Ini tentu bukan tidak menerima kerusakan yang diakibatkan serangan biadab itu, tapi perang punya tujuan dan strategi.
Sayyid Hasan Nasrullah menyebut Israel tidak pernah menyebut tujuannya yang jelas dalam agresi brutalnya ke Gaza. Itu menunjukkan betapa mereka tidak percaya bahwa operasi yang mereka lakukan bakal berhasil dan yang paling penting adalah mereka sejak awal sudah khawatir akan kalah. Mereka sedang mengulur-ulur waktu sehingga Barack Obama masuk Gedung Putih dan dengan pertolongan negara-negara Eropa dan sebagian negara-negara Arab, Israel berharap dapat menekan para pejuang Palestina. Dan yang cukup lucu adalah Israel yang mengaku memiliki angkatan bersenjata terkuat di Timur Tengah masih harus menyebarkan propaganda agar warga Gaza dan Palestina secara keseluruhan tidak memberikan dukungannya kepada Hamaz.
Kenyataan ini telah menunjukkan Israel sejak awal serangannya terhadap telah menjadi PECUNDANG.
Koran Jerusalem Post hari Rabu (30/12) menulis, perang melawan Hamas merupakan langkah salah dan kekalahan Israel dalam perang ini sudah dapat dipastikan. Sementara Koran Haaretz menyebut mereka yang menentang Hamas kemarin kini telah berbalik mendukungnya.
Karena bukan hanya mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang mereka sebut-sebut selama ini seperti ingin menjatuhkan pemerintahan Hamas yang dipilih rakyat Palestina dan menghentikan tembakan rudal-rudal ke arah Palestina pendudukan, tapi ternyata sejak hari pertama hingga kini serangan roket dari Gaza tidak pernah berkurang, malah sejak hari keempat telah dimulai babak baru serangan roket para pejuang Islam. Pada hari keempat Hamas lewat sayap militernya Syahid Ezzuddin Qassam menyerang kota Ashdod yang berjarak 30 kilometer dari perbatasan Jalur Gaza. Dan dengan mencermati lokasi peluncuran roket itu, berarti pada hari keempat Hamas telah melakukan penembakan roket hingga jarak 40 kilometer. Dan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Terlebih lagi karena roket yang ditembakkan itu jenis Qassam, buatan mereka sendiri.
Israel semakin tercengang di saat-saat terakhir perang hari keempat. Sebelum Abu Ubaidah, Jurubicara Ezzuddin Qassam lewat televisi Al-Aqsha, yang tampaknya memakai penerangan apa adanya karena sebentar-sebentar sorotan lampu berkurang dan kain latar yang agak kusut, menyatakan bahwa, bila serangan Israel terus berlanjut, kami akan menyerang ke daerah-daerah yang lebih jauh dari Ashdod, beberapa saat sebelum itu ternyata dilaporkan Hamas menggunakan roket Grad dan menembak Beersheba, kota ketujuh terbesar di Israel yang menewaskan 5 orang dan melukai 40 orang, 5 di antaranya luka parah. Bila mengukur jarak kota Beersheba yang berjarak 40 kilometer dari perbatasan Gaza, maka hitungannya roket Grad milik Hamas telah mampu menyerang target lebih dari 50 kilometer. Dan itu berarti peringatan yang disampaikan oleh Brigade Syhid Ezzuddin Qassam tidak main-main bahwa mereka akan menembakkan roketnya ke daerah yang lebih jauh dari itu.
Perang memasuki hari kelima dan kini kota Beersheba mulai dilanda ketakutan. Bila menengok televisi-televisi Israel yang ditayangkan oleh televisi Al-Aqsha kita bakal menyadari betapa penakutnya mereka. Universitas Ben Gurion dan sekolah-sekolah di Beersheba ditutup untuk sementara waktu. Brigade Syahid Ezzuddian Qassam juga menyebut setiap harinya mereka akan melakukan serangan roket ke daerah-daerah Palestina pendudukan.
Menarik sekali menyimak transformasi Gaza setelah memasuki hari keempat. Uni Eropa mulai melakukan pertemuan membicarakan gencatan senjata. Sekalipun terlambat dan sangat memalukan menteri-menteri luar negeri Arab melakukan pertemuan di Kairo. Hosni Mobarak dengan enteng dan sok patuh terhadap hukum internasional pada hari keempat menyebut jalur penyeberangan Rafah hanya dapat dibuka bila hadir dari pihak Eropa dan Otorita Palestina. Masih dengan gaya lama yang ingin memojokkan Hamas, Mobarak menyebut Mesir tidak bertanggung jawab mengenai perselisihan di Palestina antara Fatah dan Hamas. Mobarak meminta Mahmoud Abbas harus hadir bila Rafah ingin dibuka. Padahal sebagaimana biasanya, setiap kali Israel akan menyerang Gaza, Mahmoud Abbas keluar dari Palestina dengan berbagai alasan. Kali ini pun ketika Israel menyerang Gaza, Mahmoud Abbas berkunjung ke Arab Saudi. Dan negara-negara Arab ‘moderat’ ingin memojokkan Hamas seakan-akan mereka mengusir Mahmoud Abbas.
Ismail Haniyah, Perdana Menteri sah yang dipilih oleh rakyat Palestina tadi malam menyebut Hamas tidak pernah punya politik dualisme. Mereka tidak menerima tawaran berdialog dari Mahmoud Abbas bukan karena menganggapnya bukan Pemimpin Otorita Palestina, tapi lebih dikarenakan aksi-aksi Otorita Palestina yang memenjarakan 400 anggota dan pejuang Palestina Hamas. Haniyah juga membantah isu yang disebarkan sejumlah media Arab bahwa dalam serangan Israel banyak tawanan Fatah yang meninggal di penjara Hamas. Kata Haniyah, semua tahanan Fatah telah dibebaskan Hamas, kecuali beberapa orang yang punya masalah tersendiri. Dan itu pun mereka berada di tempat aman.
Hamas memang bukan Hizbullah. Namun kemenangan Muqawamah di Palestina akan menjadi hujjah akbar dan akan mengubah peta politik di Timur Tengah. Hamas hanya akan berunding dalam berbagai masalah dengan tiga syarat; Israel hentikan serangan, batalkan blokade dan buka semua jalur penyeberangan untuk selamanya.
terus berjuang suadaraku
do’aku menyertai perjuanganmu
Allah SWT bersamamu dan meridhoi perjuanganmu
pasti Allah SWT akan menolongmu, amien.
lupakan bantuan dari saudara-saudara arabmu
karena mereka tidak dapat dan tidak akan berbuat apa-apa untukmu
mereka lebih takut kepada amerika dan israel laknatullah
dari pada Allah SWT
Menghadapi kegawatan Timur Tengah, negara-negara Islam seperti Iraq, Syria, Libia, Jordan dan PLO terus berusaha menjatuhkan bangsa Israel.
Memang sejak tahun 1945 Israel timbul sebagai suatu negara di antara negara-negara yang selalu menjadi fokus perhatian dunia. Persengketaan di Timur Tengah selalu berkaitan dengan Israel.
Kalau kita tinjau dari sudut kebenaran Alkitab, Israel mempunyai peranan yang penting dalam pergolakan sejarah manusia, sebab mereka adalah kaum pilihan Allah. Semua peristiwa penting yang terjadi dalam negara Israel telah dinubuatkan oleh para nabi, di antaranya adalah Yehezkiel 36:24 yang berbunyi: “Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu.”
Banyak orang bertanya: “Mengapa Tuhan memilih orang Yahudi atau Israel sebagai kaum pilihan-Nya? Apakah kebaikan orang Yahudi sehingga Tuhan memilih mereka?” Karena hal-hal inilah banyak iri hati dan kebencian telah dilontarkan kepada orang Yahudi, di antaranya adalah anti Semitisme pada abad pertengahan dan juga gerekan Nazi di Jerman. Belakangan ini anti Semitisme mulai bergolak lagi dengan tujuan untuk melenyapkan orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia.
Kembali pada pertanyaan tadi, mengapa Tuhan memilih bangsa Israel? Tuhan memilih mereka bukan karena mereka lebih baik daripada bangsa lain, seperti apa yang telah dikatakan oleh Musa: “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun kiga, maka Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu – bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?” (Ul 7:7). Ada beberapa faktor yang menyebabkan Tuhan memilih umat-Nya:
1. Setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia bermusuhan dengan Allah dan upah dosa adalah maut.
2. Dalam peristiwa menara Babel, manusia telah bersatu untuk melawan Tuhan. Akibatnya Tuhan turun ke atas bumi untuk mengacaubaluakan bahasa manusia sehingga manusia tersebar dan terjadilah bangsa-bangsa yang berbeda di atas permukaan bumi.
3. Karena Allah mengasihi umat manusia, maka Ia menyediakan suatu jalan keselamatan, yaitu Putra-Nya yang tunggal. Yesus Kristus harus datang ke dunia. Ia harus dilahirkan melalui suatu bangsa dan negara tertentu.
4. Bangsa dan negara tersebut harus dipersiapkan untuk menerima wahyu Allah, sehingga kelahiran Juruselamat menjadi suatu realitas dalam sejarah dalam sejarah manusia.
5. Bangsa-bangsa yang merupakan akibat hukuman Allah di Babel, tidak layak menggenapi tujuan Allah untuk penyelamatan dunia. Sebab itu Allah demi rahmat-Nya telah memilih seorang yang bernama Abraham sebagai saluran berkat-Nya. Dari Abraham akan timbul suatu bangsa dan oleh Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kej 12:3)
Karena iman dan kesetiaan Abraham, Allah telah meyakinkan suatu perjanjian yang tidak bersyarat (unconditional covenant) kepada Abraham bahwa Kristus akan dilahirkan oleh keturunan Abraham (Gal 3:16). Keturunan Abraham adalah bangsa Israel.
Bukan saja Allah berjanji tentang kelahiran Juruselamat melalui keturunan Abraham, yaitu bangsa Israel, Allah pun menjanjikan tanah perjanjian (the Promissed Land) sebagai pusaka mereka untuk selama-lamanya. “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat” (Kej 15:18). Perjanjian ini diulang oleh Tuhan kepada Ishak, anak Abraham (Kej 26:3-5). Allah juga mengutarakan lagi kepada Yakub, cucu Abraham (Kej 28:13-15; 35:10-12). Semuanya ini Allah janjikan kepada umat Israel tanpa syarat.
Memang sejarah membuktikan bahwa karena kemurtadan bani Israel, mereka telah dihajar dan dihukum oleh Tuhan, bahkan mereka harus meninggalkan tanah perjanjian dan disebarkan ke seluruh muka bumi. Dosa terbesar yang pernah mereka lakukan adalah menolak Kristus setelah menyalibkan-Nya. Untuk hal tersebut, Yesus menubuatkan hukuman atas bangsa Israel: “Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu” (Luk 21:23-24)
Walaupun demikian, Allah tidak melupakan janji-Nya yang tidak bersyarat kepada Abrahan (Rom 11:1-2). Dengan hikmat-Nya Allah telah mempergunakan kesempatan ini untuk menyelamatkan bangsa-bangsa lain (Kis 15:14). Sampai pada hari ini, bangsa Israel telah menduduki sebagian besar dari tanah perjanjian dan makin banyak orang Yahudi yang berpaling kepada Tuhan, menerima Yesus sebagai Messias mereka. Kami yakin pada hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, bangsa Israel secara kolektif akan bertobat dan beriman kepada Tuhan Yesus, seperti apa yang dikatakan oleh Paulus: “Dengan demikian seluruh Israel akan diselamatkan” (Rom 11:26).
Timur Tengah selalu dalam keadaan gawat. Kita tak tahu apa yang akan terjadi di sana. Kalau peperangan timbul, pastilah Israel menjadi target penyerbuan Palestina beserta sekutu-sekutunya. Memang pemerintah Israel sudah siap siaga dan berjanji akan membalas serangan musuh dengan sepuluh lipat ganda.Namun kami mengetahui bahwa nasib bangsa Israel ada di tangan Tuhan, janji yang tidak bersyarat kepada Abraham itu meyakinkan bahwa Israel tidak mungkin dikalahkan dan diusir ke luar dari Palestina. Tuhan pasti memelihara umat pilihan-Nya (Yer 31:37). Baiklah kita “wait and see”, mengamati bagaimana Tuhan bekerja di Timur Tengah.
——————————————
Islam Syiah:
Itu analisa anda dari kaca mata Bible, tetapi kita (muslim) memiliki aanalisa lain, berdasarkan al-Quran. Allah memuliakan siapa saja yang beriman kepada-Nya, dari semenjak penciptaan manusia pertama hingga manusia terakhir. Kenapa dalam al-Quran juga disebutkan bahwa Bani Israel pernah dimuliakan oleh Tuhan? Kita harus tahu dulu jawaban dari pertanyaan di bawah ini:
1- Kapan Tuhan memuliakan Bani Israel?
2- Kenapa mereka dimuliakan?
3- Kenapa mereka setelah dimuliakan lantas dihinakan?
Jawaban dari pertanyaan2 tersebut dapat diringkas sbb: Tuhan memuliakan Bani Israel sewaktu mereka mengimani ajaran Musa. Mereka dimuliakan karena keimanan terhadap ajaran Musa yang Monoteis. Namun, setelah kematian musa, sebagian besar mereka keluar dari keimanan kepada ajarannya. Bahkan ketika Isa diutus untuk mengembalikan iman mereka, justru mereka ingin membunuhnya. Dari situ akhirnya Bani Israel akhirnya dicela oleh Tuhan.
Begitu juga dengan kaum Nasrani berkaitan dengan Isa al-Masih. Al-Masih adalah utusan Allah untuk mengajarkan monoteis. Di saat itu, banyak yang beriman kepada Isa dengan ajaran monoteisnya. Namun sayang, sebagian dari mereka mencampuradukkan ajaran Isa dengan ajaran kaum pagan. Hingga setelah pengangkatan Isa ke langit, terjadi konsili di nichea yang meresmikan ajaran pagan (polyteis-trinitas) seagai ajaran resmi umat Nasrani. Bahkan dari situ banyak uskup yang dibakar hidup-hidup karena menolak diktrin gereja tadi. Dan Nasrani pun telah keluar dari keimanannya kepada ajaran monoteis sebaaimana umat Bani Israel.
Cuman yang perlu ditekankan di sini adalah, Rezim Zionis Israel tidak mewakili semua umat Yahudi karena banyak Rabi-Rabi Yahudi yang juga anti Zionis. Sebagaimana waktu perang Salib pun tidak mewakili semua Nasrani, apalagi dengan konsep kasih-sayang yang diklaim Nasrani. Semua itu adalah murni politik hewani yang mengatasnamakan agama.
Umat Islam, Yahudi dan Nasrani seharusnya bisa hidup bersama dan berdampingan dengan rukun, damai dan saling menghormati hak-hak masing-masing, sebagaimana yang pernah dilakukan Rasul Islam di negara Madinah.