Masihkah saudara kita Ahlusunah akan bersikeras untuk menyatakan berpegangan teguh terhadap “al-Quran dan as-Sunnah” yang landasan hukum (hadis)-nya masih bermasalah dan hadis itu tidak terdapat dalam Kutubussuttah, dan tidak mengindahkan wasiat Rasul untuk berpegangan terhadap “al-Quran dan al-Ithrah” yang hadisnya mutawatir dan shohih yang terdapat dalam beberapa Kutubussittah, kitab-kitab standart saudara Ahusunah sendiri? Lantas dari sini, siapakah yang layak disebut sebagai Ahlusunah sejati, yang berarti berpegang teguh terhadap Sunah Nabi yang shohih? Masihkah kita akan mengatakan untuk berpegang teguh terhadap al-Quran dan as-Sunnah, atau beralih kepada al-Quran dan al-Ithrah?
———————————————–
Berpegangan kepada al-Quran dan as-Sunnah?
Syiah berpegang teguh terhadap kecintaan terhadap Ahlul Bayt berdasarkan hadis wasiat Rasul yang memerintahkan umatnya untuk berpegang teguh kepada; Kitab Allah (al-Quran) dan al-Itrah (Ahlul Bayt). Sedang banyak kalangan dari Ahlusunah yang pasca wafat Rasul bersikeras untuk memegang teguh al-Quran dan as-Sunnah yang juga di dasarkan kepada hadis Nabi. Hadis yang berbed-beda redaksinya itu biasa dikenal dengan hadis ‘Ats-Tsaqolain’ (Dua pusaka yang berharga dan agung .red).
Bagaimana mungkin saudara kita Ahlusunah bersikeras untuk berpegang teguh terhadap al-Quran dan Hadis, padahal hadis yang menjelaskan hal itu ((کتاب الله و سنتی selain merupakan hadis lemah dimana Imam Malik dalam kitab al-Muwattha’ jilid 2 halaman 899 menukilnya dengan cara terputus sanad hadisnya (mursal), juga hadis itu tidak terdapat dalam enam kitab standart Ahlusunah (kutubus-sittah). Hadis itu pernah juga dinukil oleh al-Hakin an-Naisaburi dalam kitab Mustadrak ‘alas Shohihain jilid 3 halaman 118 yang dalam riwayatnya terdapat seseorang bernama Sholeh bin Musa Tholhi dimana dalam kitab Tahdzib at-Tahdzib jilid 4 halaman 306 disebutkan bahwa Sholeh bin Musa at-Tholhi tadi adalam seorang yang tidak dapat dipegang ucapannya. Al-Hakim an-Naisaburi juga menyebutkan hadis yang sama tetapi dengan sanad lain yang di situ terdapat orang yang bernama Ismail bin Abi Uwais dimana dalam kitab Tahdzib at-Tahdzib jilid 1 halaman 257 pun dinyatakan bahwa Ismail bin Abi Uwais pun adalah orang yang tidak dapat dipercaya dalam merawikan hadis.
Sedang hadis yang menyatakan tentang keharusan untuk berpegang teguh terhadap al-Quran dan Ahlul Bayt al-Ithrah (کتاب الله و عترتی اهل بیتی) dinukil dalam beberapa kitab standart Ahlusunah, seperti Shohih Muslim jilid 4 halaman 1873, Sunan at-Turmudzi jilid 5 halaman 622 dan sebagainya. Bahkan Syeikh al-Bani (pakar hadis Wahaby) pun mengakui keshahihan hadis tersebut dalam kitabnya yang berjudul ‘Silsilah al-Ahadits as-Shohihah’ jilid 4 halaman 356.
Pertanyaannya sekarang adalah; masihkah saudara kita Ahlusunah akan bersikeras untuk menyatakan berpegangan teguh terhadap “al-Quran dan as-Sunnah” yang landasan hukum (hadis)-nya masih bermasalah dan hadis itu tidak terdapat dalam Kutubussuttah, dan tidak mengindahkan wasiat Rasul untuk berpegangan terhadap “al-Quran dan al-Ithrah” yang hadisnya mutawatir dan shohih yang terdapat dalam beberapa Kutubussittah, kitab-kitab standart saudara Ahusunah sendiri? Lantas dari sini, siapakah yang layak disebut sebagai Ahlusunah sejati, yang berarti berpegang teguh terhadap Sunah Nabi yang shohih? Masihkah kita akan mengatakan untuk berpegang teguh terhadap al-Quran dan as-Sunnah, atau beralih kepada al-Quran dan al-Ithrah? Renungkanlah saudara-saudaraku…?!
hmm tentang hadis Kitab Allah dan SunahKu ada pembahasannya disini
juga hadis Tsaqalain
Salamun’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
kpd Saudara mirza,
website yg dlm artikel yg saudara berikan ini bagi sy hujahnya rapuh dan ‘tidak bersemangat’.
hadis ‘2 perkara yg yakni Quran dan Sunnah’ yg diriwayat oleh Malik bin Anas (iMam Malik) katanya.tiada sanad. malah diambil daripada bukan antra 6 kitab paling terpercaya oleh Sunni.
sedangkan dlm Bukhari,Muslim dan Tirdmizi secara ulungnya telah menukilkan ‘Quran dan Itrah Ahlulbait’..
apakah Imam Malik hidup pada zaman Nabi SAWW?
katak di bwh tempurung pun tahu akan logiknya atau tidak mengenai itu.
berfikirlah secara adil wahai mirza. dah ada dlm BUkhari wal muslim, nak juga amek dari baihaqi..
hujah yg saudara tunjukkan ini rapuh.
Marilah sama2 kita pegang teguh pada Al-Quran dan Itrah Ahlulbait
selawat!
.Demi hak kebenaran dan kesucian Muhammad dan Ahlulbaitnya yg suci sesuci-sucinya daripada dosa.
Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad
Laa haula walaa quwwata illaa billah !
Mudah2an Allah memberi petunjuk kepada muslimin muslimah yang mencari kebenaran !
Sdr drc4rd1n
apakah saudara sudah meneliti hujjah2 di website yang diberi Mirza? tidak lain website itu hanya membela hadis Tsaqalain, mungkin saudara sudah salah sangka terhadap mas Mirza.
Sebaiknya Ummat Islam berpengang teguh terhadap Allah dan Rasullnya dengan quran dan Sunnah. Kalolah Anda merasa paling benar dengan aliran islam yang anda anut berarti anda sudah memecah belah islam. Ingat Islam itu satu…
Semasa Rasullullah Muhammad SAW, islam itu 1, tidak ada syiah, sunni, Sunnah waljamaaf, Fatimaiyah dll…..
Kenapa setelah Beliau Wafat yang anda pikirkan hanya merasa menang dan paling benar. Jgn engkau contoh para kamu bani israel yang tidak rela dengan datangnya nabi terakhir dari Tanah Arab yang bukan keturuanan mereka.
Apakah anda akan berbuar seperti mereka…..?
Islam diturunkan Allah di semenanjung Arab dengan berkiblat ke Kabbah di Masjidil Haram adalah sebuah pelajaran yang harus terus kita dalami….
Pernahkah anda belajar dari kisah kehidupan Rasul Muhammad SAW, Mengapa putra2 beliau tidak ada yang hidup sampai dewasa….? apakah itu sebuah kebetulan saja tanpa makna…? Cobalah cari hikmah dibelakang itu…!
Mohon maaf, bila ada yang salah….
Saat nya islam bersatu, belajarlah dari para syuhada yang sahid untuk membela islam. cari hikmah dari kisah sejarah yang pernah terjadi terhadap mereka yang menumpahkan darah sesama muslim.
Wassalam
————————————————–
Islam Syiah:
Waalaikumsalam
Secara prinsip, tidak ada perbedaan antara pemikiran anda dengan kami. Itu memang betul. Tetapi di tengah gejolak pemikiran yang beragam di antara kaum muslimin sekarang ini apakah diskusi untuk mencari yang lebih dekat dengan ajaran Rasul harus ditiadakan secara mutlak? Sementara setiap kelompok pasti mengaku dirinya yang paling benar.
Wassalam
Astaghfirullah
Harus bagaimana ini? Selama ini saya meyakini bahwa hadits tsb sahih spt yg sdh sering dikupas dlm tiap kajian. Lantas bagaimana dg hadits2 yg ada di kutubussittah, apakah tdk bisa diyakini & diamalkan?
——————————————-
Islam Syiah:
Ya harus kembali kepada sunah yang sahih, itulah jawabannya yang tepat. Untuk menentukan hadis sahih perlu diadakan kajian yang mendetai, tidak hanya terpaku kepada nama kitab saja, perlu adanya kajian kritis terhadap hadis dengan melihat sanad dan matannya. Apa yang ada di Kutub Sittah ya tentu bisa diamalkan, tergantung kesahihan hadisnya. Sekali lagi, kesahihan hadis bukan hanya tergantung pada nama kitab yang tercantum kata ‘sahih’ di sana. Karena kitab yang dijamin kesahihannya 100 % hanya al-Quran saja, selainnya, masih perlu diteliti kembali. Ini berlaku bagi semua kitab standart kaum muslimin, baik Sunnah maupun Syiah.
kalau mau lihat bukti kebesaran pengikut ahlul bait di zaman sekarang lihatlah IRAN, negara yg pembuktian kebesaran n kemulian ISLAM…