Apakah seorang ‘muslim fasik’ yang terlahir pada zaman Rasul akan lebih mulia dari seorang ‘muslim bertakwa’ yang terlahir di akhir zaman seperti sekarang ini, sehingga yang itu kebal hukum karena disebut sahabat dan mujtahid, sedang yang ini tidak semacam itu? Jika ya, lantas harus kita taruh mana ayat yang mengatakan “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian” (Inna Akramakum Indallahi Atqokum)? Dan dimana letak keadilan Allah yang tentu kita semua yakini bahwa, Ia Maha Adil dan Bijaksana?
————————————————
Siapakah Gerangan Sahabat Nabi?
Salah satu fitnah yang dilancarkan musuh-musuh Syiah terhadap mazhab Islam ini adalah bahwa Syiah telah mengkafirkan para sahabat. Apakah benar Syiah mengkafirkan semua sahabat ataukah sebagian saja? Apa arti pengkafiran, apakah sama dengan kekafiran kaum non muslim atau sekedar kritisi karena kesalahan yang dilakukankan sebagian sahabat? Tentu, dalam menjawab semua itu perlu tulisan tersendiri, namun di sini kita akan membahas definisi sahabat menurut ulama Ahlusunnah sendiri.
Untuk mempersingkat kajian, kita akan lihat sebagai contoh definisi sahabat dari dua ulama Ahlusunnah di bawah ini;
Dalam kitab Bukhari disebutkan, ada satu bab yang menjelaskan tentang; “Keutamaan para sahabat Nabi dan orang yan menemani Nabi atau orang muslim yang pernah melihatnya maka ia disebut sahabat beliau” (Bab Fadhoil Ashaab an-Nabi wa man Sohaba an-Nabi aw Ra’ahu min al-Muslimin fa Huwa min Ashabihi). (Sahih Bukhari 3/1335)
Atau dalam Syarh Muslim oleh Imam an-Nawawi dimana beliau mengatakan; “Yang benar menurut mayoritas adalah bahwa setiap muslim yang pernah melihat Nabi walau sesaat maka ia tergolong sahabat beliau” (As-Sohih al-Ladzi Alaihi al-Jumhuur anna Kulla Muslim Ra’a an-Nabi wa lau Sa’ah fa Huwa min Ashabihi). (Syarh muslim oleh Imam an-Nawawi 16/85)
Dan masih banyak ulama Ahlusunnah lain yang kurang lebih batasan sahabat menurut mereka sangat longgar, bahkan –dengan istilah ilmu mantiq (logika)- definisi mereka kurang jami’ dan tidak mani’ sehingga ‘muslim fasiq’ atau ‘munafiq’ pun akan bisa masuk kategori sahabat Nabi. Kita lihat bagaimana al-Quran membagi sahabat Nabi menjadi tiga golongan yang berbeda-beda: “Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar” (al-Fathir: 32).
Tentu, jika kita teliti dari obyek tadi maka orang-orang yang dimaksud pada ayat di atas adalah orang yang hidup sezaman dengan Nabi yang biasa disebut dengan sahabat. Adapun yang dimaksud dengan “ada yang menganiaya (baca: zalim) diri mereka sendiri” adalah orang fasik yang melanggar batasan-batasan yang telah ditentukan Allah.
Dikarenakan penggunaan kata sahabat sangat umum maka dalam al-Quran pun sering dinyatakan bahwa, walau manusia durjana dan pendurhaka (kafir Quraisy) pun dimasukkan katagori sahabat seorang yang mulia (seperti Rasulullah). Sebagai contoh:
“Kawan (Shohib) kalian (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru” (QS an-Najm: 2)
“Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman (shohib) mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila…” (QS al-A’raf: 184)
Dan atas dasar itulah (ketidakjelasan definisi) maka Nabi pernah bersabda berkaitan denan sebagian kaum muslimin yang sezaman dengannya yang masuk kategori sahabat beliau dengan ungkapan: “Sesungguhnya ada dua belas orang pada sahabatku yang tergolong munafik” (inna fi Ashabi Itsna Asyara Munafiqan). (Sahih Muslim 4/2143 hadis ke-2779)
Sekarang giliran saudara-saudara dari Ahlusunnah yang harus berpikir dan merenung;
Apakah definisi di atas tadi mencakup para manusia muslim yang baik pada zaman Rasul saja, atau juga mencakup yang penzalim yang hidup di zaman Nabi juga?
Apakah dalam ajaran Islam mengkritisi manusia penzalim hanya berlaku pada zaman tertentu saja, atau mencakup setiap zaman, termasuk kaum muslim penzalim zaman Rasul juga? Jika saudara dari Ahlusunnah berpendapat hanya pada zaman dimana kita hidup sekarang saja maka, dari sekarang kita gak usah menjadikan al-Quran sebagai pegangan karena al-Quran telah menyinggung kaum ‘muslim munafik’ zaman Rasul juga yang jika kita kembalikan kepada definisi di atas tadi maka muslim munafik tadi masuk kategori sahabat Nabi. Saya kira, sebagai musim sejati saudara dari Ahlusunnah tidak akan siap untuk tidak menjadikan al-Quran sebagai pedoman?
Bukankah seruan yang mengatakan “Setiap fenomena yang terjadi di antara sahabat hendaknya kita diam” (Kullu Maa Jara Baina as- Sohabah Naskutu) -yang terkenal dalam ajaran Ahlusunnah- akan menyebabkan terjadi kerancuan dalam berpikir dan bertindak, akibat paradoksi dalam tindakan dan prilaku sebagian sahabat berkaitan dengan selainnya. Karena seringnya diantara mereka –sebagaimana yang telah terukir dalam sejarah- terjadi saling dengki, saling caci-maki, saling laknat, saling ghibah, saling menuduh (fitnah), dan bahkan saling bunuh. Bukankah itu semua dilarang dalam Islam?
Mungkin sebagian dari saudara kita dari Ahlusunnah beralasan bahwa para sahabat SEMUA adalah pelaku ijtihad (mujtahid). Lantas biarkan kita (Syiah) akan bertanya kepada saudara kita itu;
Apakah mungkin luang lingkup ijtihad para sahabat tanpa batas sehingga hatta yang bertentangan atau bahkan melanggar batas kejelasan hukum Islam pun diperbolehkan? Dengan kata lain, apakah konsep ijtihad di Ahlusunnah istilah “ijtihad fi muqobil an-Nash” (ijtihad yang bertentangan dengan kejelasan teks agama) diperbolehkan?
Hukum ijtihad mujtahid mana yang membolehkan membunuh seorang mujtahid (sahabat) lain seperti yang dilakukan Muawiyah terhadap Amar bin Yasir, berzina dengan istri orang sebagaimana yang dilakukan Khalid bin Walid terhadap istri sahabat Malik bin Nuwairah, meminum minuman keras sebagaimana yang dilakukan Walid bin Utbah, melakukan kebohongan atas nama Rasul sebagaimana yang dilakukan Abu Hurairah sehingga membuat sahabat Umar, sahabat Ali dan Ummulmukminin Aisyah marah, dan perbuatan keji lain yang jelas dilarang oleh ajaran Islam?
Kalaupun kita terpaksa harus menerima bahwa mereka berijtihad, kenapa kita yang hidup sekarang ini tidak boleh melakukan dan mencontoh ijtihad mereka dalam perbuatan ‘bejat’ tadi? Apakah penyebab mereka kebal hukum –atas setiap pelanggaran- dan kebal kritisi –dari umat yang datang setelahnya- hanya karena takdir Allah yang karena mereka telah tercipta (baca: terlahir) di masa hidup Rasul sehingga mendapat gelar Sahabat Rasul, walau hanya karena melihat beliau selintas saja?
Apakah seorang ‘muslim fasik’ yang terlahir pada zaman Rasul akan lebih mulia dari seorang ‘muslim bertakwa’ yang terlahir di akhir zaman seperti sekarang ini, sehingga yang itu kebal hukum karena disebut sahabat dan mujtahid, sedang yang ini tidak semacam itu? Jika ya, lantas harus kita taruh mana ayat yang mengatakan “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian” (Inna Akramakum Indallahi Atqokum)? Dan dimana letak keadilan Allah yang tentu kita semua yakini bahwa, Ia Maha Adil dan Bijaksana?
Jika saudara dari Ahlusunnah masih tetap bersikeras untuk mengatakan yang mereka yakini itu –bahwa semua sahabat Nabi adalah baik, mujtahid dan layak diikuti- maka saran kami (Syiah), kita juga harus kembali menyinggung ke kajian Teology, terkhusus tentang konsep Keadilan Ilahi yang diawali dengan pertanyaan; Benarkah Allah Maha Adil? Benarkah Allah akan memuliakan hamba-Nya yang ‘tanpa kehendaknya (ikhtiyar)’ telah terlahir di zaman Rasul sedang ia telah berani menentang sebagian perintah Ilahi, dibanding seorang hamba yang berilmu nan bertakwa namun dia ditakdirkan untuk terlahir di zaman yang jauh dari kehidupan Rasul?
Silahkan saudara-saudaraku dari Ahlusunnah merenungkan hal tersebut di atas. Selamat merenung dengan kepala dingin dan dada yang lapang dengan menjauhkan dari fanatisme golongan agar hakekat yang ada nampak jelas.
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain…, itu saja
Orang-orang yang ngotot membela sahabat munafik dan fasik adalah orang-orang yang sama dengan mereka. Atau apaling tidak kedunguannya sudah melampaui batas. Ini tidak usah diragukan lagi.
Artikel di blog ini sangat bagus dan berguna bagi para pembaca. Agar lebih populer, Anda bisa mempromosikan artikel Anda di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di seluruh Indonesia. Telah tersediaa plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://www.infogue.com
http://agama.infogue.com/siapakah_gerangan_sahabat_nabi_
Walaupun begitu para shahabat tidaklah terlepas dari dosa karena haya Rasulullah saja yang terlepas dari dosa. Oleh karenanya janganlah kita mengkultuskan salah seorang dari shahabat, cukuplah Allah SWT yang menjadi penolong kita.
————————————————
Islam Syiah:
Memang pengkultusan dilarang dalam Islam, termasuk pengkultusan Rasulullah, apalagi sahabat. Pengkultusan satu sahabat saja dilarang apalagi pengkultusan semua sahabat yang diyakini oleh mayoritas saudara kita Ahlusunnah yang menyatakan bahwa SEMUA sahabat adalah Adil dan tidak layak untuk dikritisi. Jadinya lebih parah neh…Gimana mas tentang pengkultusan? Saya setuju dengan anda, hanya Allah yang layak dikultuskan secara mutlak…
Kepada Quito Riantori: Menurut anda siapa sahabat Rasulullah SAW yang fasiq dan munafiq?
Kalau sahabat Rasulullah SAW ada yang fasiq dan munafiq apakah beliau tidak diberi peringatan oleh Allah SWT dan apakah Rasulullah tidak mengambil tindakan? Lalu dengan seenak jidatnya Islam Syiah ingin membanding-bandingkan Imam-Imam mereka dengan para sahabat yang langsung ditegur oleh Rasulullah SAW bila mereka berbuat kesalahan. Lalu siapa yang menegur imam-imam mereka kalau berbuat hal-hal yang ngaco. Makanya anda berpikir yang simpel dan logic aja deh, gak usah yang berat-berat karena keterbatasan ilmu anda. Dan jelas sekali sebenarnya siapa yang memusuhi sahabat-sahabat Rasulullah SAW.
———————————————————
Islam Syiah:
Pertama, anda tidak dapat menjawab apa yg telah dinyatakan ulama anda sendiri, ttg betapa longgarnya definisi shabat.
Kedua, klasifikasi sahabat dalam konsep Sunni juga rancu, sehinga sering terjadi percampuradukan yg tidak jelas.
Ketiga, sahabat secara umum tidak bisa disamakan dengn para imam Ahlul Bayt yg jumlahnya terbats, baik dari sisi definisi, konsep dan penerapannya.
Keempat, Syiah tidak memusuhi SEMUA sahabat, tetapi hanya sahabat yg fasiq saja yg dimusuhi, berdasarkan ajaran al-Quran dan hadis sahih Rasul versi Sunni-Syiah. Apakah ajaran mazhab anda membolehkan mencintai dan mengikuti orang fasik? Mau bukti bahwa SEBAGIAN sahabat fasik, sesuai dengan apa yg tercantum di buku-buku standart anda, bukan kitab Syiah?!
@Ibnu Malik
Nyatanya mas, memang Rasul saw tidak mengetahui dari sahabat Beliau mana yang munafik mana yang bukan. Hal ini ditunjukkan oleh Allah swt sendiri dalam QS Attaubah: 101 yang bunyinya demikian;
Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
Serta dibuktikan dengan hadits-hadits Bukhari-Muslim mengenai Rasul saw yang menunggu di Telaga Haudh dimana Beliau mengajak sahabat-sahabat Beliau untuk masuk bersama, namun malaikat mengingatkan bahwa para sahabat itu telah berpaling sepeninggal Nabi saw.
Dengan demikian, bila Rasul saw sendiri di masa itu tidak mengetahui bahwa siapa-siapa sahabat Beliau yang munafik, lantas bagaimana dengan kita sepeninggal masa Rasul saw dan sahabat? Implikasinya adalah bagaimana kita bisa menyakini bahwa ajaran-ajaran dan hadits yang pernah disampaikan oleh yang namanya Sahabat bukan berasal dari kelompok yang munafik?
Semoga Rahmat Allah swt terus dilimpahkan kepada kita semua.
Salam
cape deh….kesasar ke halaman ini……duh ada yg seenaknya menghina2 sahabat2 nabi shalallau ‘alayhi wa salam. ingat loh setiap ucapan akan ada hisabnya nanti. idih…mana pk menuduh sahabat berbohong, berzina? get fair donk boy. who do u think u’re?memangnya anda lebih tau ketimbang para sahabat nabi shalallahu ‘alaihi wasalam?
————————————————
Islam Syiah:
Silahkan, anda datang bukan karena undangan kita khan?
Menghina Sahabat dan menuduh mereka sebagai pembohong atau penzina? Coba baca lagi, siapa yang mengatakan semacam itu?
Seperti problem inilah -salah baca dan kurang teliti dalam menelaah- akhirnya munculnya fitnah itu!
oh=oh…jadi Nabi shalallahu a’alaihi wasalam cuma berhasil mendidik 4 sahabat Abu Bakar, Umar, Ali dan Ustman dan ummhatul mukminin? Terus selain mereka itu adalah pembohong bla bla bla….? Aduh anda ini berbicara seolah2 anda tu lebih taw islam ketimbang sahabat2 nabi shalallahu ‘alaihi wasalam….. MasyaAllah…I lost my words dgn semua kejanggalan pikiran anda. dan ingat loh tulisan anda ini akan dihisab.
——————————————————–
Islam Syiah:
Anda protes sama siapa? Sama kami yang hanya menukil kejadian sejarah, atau sama yang menulis kitab sejarah -yang ternyata juga dari Ahlusunnah- yang menyingkap hakekat sejarah yang ada itu?
Memang seringnya, berat melihat kenyataan yang ada, apalagi kenyataan itu seakan merugikan kita….! Tapi apa boleh buat, ITULAH KENYATAAN SEJARAH YANG GAK MUNGKIN KITA INGKARI!
Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa, di zaman apapun dia hidup; mau zaman Firaun, zaman Yesus as, zaman Muhammad saw. maupun zaman sekarang atau zaman mendatang.
Karena keadilan Ilahi, dan janji Allah yang Haq maka orang yang beriman dan beramal baik zaman ini akan lebih dulu masuk syurga daripada orang yang hidup pada zaman Rasullullah saw. tetapi beriman dan beramal setengah2 walaupun mereka sahabat Nabi.
Kita yang hidup di zaman ini bisa saja lebih baik karena kita beriman dan mengikuti Rasulullah saw. padahal kita tidak menyaksikan dengan mata kepala kenabian beliau, namun, ada sahabat beliau saw. yang menyaksikan kenabian dan mu’jizat beliau dan beriman karena takut pada beliau tetapi setelah beliau wafat mereka tidak lagi mengamalkan ajaran Islam dan berijtihad diluar dari ketetapan nash.
Asw,
Sepengetahuan saya, yahudi adalah umat yg terlaknat. Semenjak diutus nabi-nabi terhadap kaum bani israel mereka selalu mendustakan (nabi isa) dan membunuh nabi-nabi yg diutus Allah. suatu saat bani israel menjadi kaum yg dianiaya oleh bangsa mesir. Allah menjanjikan akan datang nabi yg akan menyelamatkan mereka jika mereka bertaqwa (Nabi muhammad saw). Namun ketika nabi yg ditunggu-tunggu lahir dari kaum selain mereka (nonyahudi) mereka bersikap fasik dan dengki sehingga menyebarkan fitnah.
Seorang yahudi Abdullah bin ubay masuk islam untuk mendapatkan kedudukan, namun Rasulullah tidak memberinya kedudukan. Maka abdullah bin ubay menyebarkan fitnah bahwa seharusnya yg menjadi nabi adalah ali bukan muhammad saw, bahkan ia jg menyebarkan isu bohong bahwa ali adalah penjelmaan Tuhan. Sehingga muncula Agama Syiah.
Agama kristen pun adalah bentukkan dari seorang yahudi paulus tarsus yang tidak pernah berjumpa dengan nabi isa.
Jadi yahudi telah menghancurkan risalah tauhid dengan menyimpangkan kehanifan yg diajarkan nabiallah dengan membentuk agama baru yaitu kristen dan Syiah.
Mengenai shahabat, mereka adalah generasi terbaik (kuntum ghoirui ummati) Wallahua’lam.
———————————————
Islam Syiah:
Anda nampaknya harus banyak belajar tentang sejarah agama-agama dan mazhab-mazhab dalam Islam secara baik dan lebih teliti lagi.
Silahkan anda sebutkan sumbernya, adakah kelompok Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah yang pernah menyatakan bahwa Ali yang lebih berhak mendapat kenabian dari Rasulullah, makhluk termulia yang pernah Allah ciptakan? Itu adalah isu murahan kaum pembenci Syiah yang tidak mendasar sama sekali.
Sahabat generasi terbaik? Apa tolok ukur kebaikannya? Sahabat mana yang terbaik sehingga dapat kita tiru? Tentu anda akan setuju dengan kami disaat melihat ada sahabat yang saling mencaci, menfitnah, bahkan saling membunuh apakah lantas harus kita tiru secara mutlak, gak khan? Sejarah telah membuktikan bahwa ada SEBAGIAN sahabat yang telah melakukan perbuatan keji semacam itu. Kita sepakat bahwa sahabat yang tergolong saleh (salaf saleh) saja yang layak ditiru dan diteladani, bukan yang suka menfitnah dan membunuh sesama muslim.
o iya mengenai nikah muttah. Perbuatan keji macam gitu disunahkan gila ga?
klick ne:
http://www.arrahmah.com/index.php/blog/read/1773/ustadz-syiah-doyan-mutah – 39k –
http://sunnisalafi.blogspot.com/2008/05/syiah-bencana-nikah-mutah.html
http://www.almanhaj.or.id/content/516/slash/0 – 34k
dowload ne:
salafiyunpad.files.wordpress.com/2008/08/pdf-nikah-mutah-syiah1.pdf
selengkapnya ketik syiah dan nikah mut tah di google.
Semoga kita selalu mendapat hidayah amin..
———————————————————-
Islam Syiah:
Jika Sunnah diartikan sebagai lawan Bid’ah maka jawabannya adalah benar…karena Rasul yang menyatakannya, sesuai dengan perintah Allah. Justru pengharaman Mut’ah adalah bid’ah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasul.
Namun jika sunnah diartikan sebagai penekanan (mustahab) maka itu tergantung dari pribadi yang akan melaksanakannya. Syiah juga kadang melihat Mut’ah sebagai wajib jika ternyata seseorang terancam melakukan Zina, sementara dia tidak dapat nikah da’im. Syiah juga terkadang mengatakan Mut’ah haram jika menimbulkan fitnah yang dahsyat, apalagi yang membahayakan agama. Jadi perobahan hukum sekunder tergantung pada sikonnya. Namun hukum primernya tetap bahwa, Mut’ah adalah halal, hingga hari kiamat. Karena gak ada yang berhak merobah hukum Allah yang telah diturunkan kepada Rasulullah saw.
saya sangat setuju jika kebenaran sejarah memang harus di ungkapkan secara gamblag dan rinci spy tdk ada kesesatan lain lagi yang akan muncul
apa yang dikatan oleh islam syiah emang benar dan sangat rasionsl sekali.
jangankan pada zaman Rasulullh ada sahabat yang berkhianat. bahkan murid nabi Isa as pun juga ada yang berkhianat.
Memng sih sahabat nabi laksana bintang2, ta kita juga jangan lupa bhwa diantara bintang2 tsbt ada yang bersinar dan ada pula yang tidak.
SYUKRON
Ketimbang mengadili para sahabat nabi yang hanya Allah sendiri yang tahu sebenarnya ketaqwaan mereka, mendingan kita khusnuzhon (baik sangka), mudah2an mereka adalah orang2 yang betul2 beriman. Itu adalah langkah paling aman untuk terhindar dari dosa. Kalau kita mengaku Islam, hanya AlQuran dan Hadits yang jelas2 shohih yang harus kita ikuti, jangankan perkataan para ulama masa kini, para imam mazhab, bahkan perkataan sahabat nabi pun harus disaring betul kebenarannya. Terhadap yang belum tentu benar atau kita ragu apakah itu betul2 dari Rosulullah atau palsu, sebaiknya kita menghindari sebisanya agar tidak terjerumus ke dalam dosa. Saya menduga Syiah sesat saja sudah dosa, karena saya tidak tahu yang sesungguhnya, Syiah menduga sunni sesat pun juga sama. Kenapa kita hanya mencari kesalahan orang lain dan melupakan yang lebih besar, bahwa kita telah berikrar kepada Tuhan dan Nabi yang sama? Sungguh saya sangat bosan dan malu melihat pertikaian umat Islam, kapan kita akan bangkit kalau hanya berdebat mencari kesalahan. Apa yang salah pada saudara kita menurut pemahahan kita, selama itu kesalahan yang masih khilafiah, mari kita nasihati saja. Tidak layak kita mengganti Tuhan yang Maha Adil yang betul2 tahu mana yang benar. Syiah dan Sunni adalah lagu lama yang sudah basi. Mari kita memperjuangkan Islam, bukan mazhab atau golongan!
Allahu Akbar!
———————————————
Islam Syiah:
Kenapa anda selalunya mengidentikkan diskusi / kajian tentang perbedaan dengan pertikaian, apakah kita selalu harus sama? Lha suami-istri saja terkadang beda koq? Mas, selama kajian itu tidak emosional maka kenapa mesti dihalang-halangi? Persatuan bukan berarti peleburan diantara keberagaman. Keragaman di alam materi adalah suatu ynag wajar. Kalau anda tidak siap berdiskusi ya silahkan masuk, baca, dan komentari artikel ttg umum saja, toch di blog ini banyak pilihannya koq?!
Kenapa forum di sini banyak mengulas perdebatan2 kuno tentang beda sunni dan syiah? Apakah kita akan mendakwahkan Islam, atau mendakwahkan sunni, atau mendakwahkan syiah? Rosul tidak pernah menggolongkan kita menjadi sunni dan syiah, ini murni hanya buatan umat setelahnya. Jika yang mengaku sunni pernah memfitnah syiah, maafkan mereka dan doakan mereka untuk tidak berbuat yang sama, kalau mereka benar, mari kita terima dengan iman karena Allah semata. Kalau yang mengaku syiah pernah memfitnah sunni, maafkan juga mereka. Tapi kenapa kita harus selalu berbalas? Kalau kita membalas perbuatan buruk orang lain, bukankah kita sama dengan mereka? Kalau memang membela Islam, mari kita diskusi hal2 yang lebih bermanfaat ketimbang hujat menghujat yang membuat anak kecil pun tertawa. Mari kita bahas Islam yang mulia tapi telah dinista oleh umatnya sendiri ini. Dan dalam menyelesaikan setiap masalah mohon jangan membawa sunni dan syiahnya atau golongan lainnya. Itu adalah sejarah kelam perpecahan Islam yang tidak perlu dilestarikan apalagi didakwahkan. Kita adalah umat Islam kini yang telah sadar dengan kekalahan kita yang bisa diadudomba atas nama agama. Mari hanya kembali ke masa Rasulullah, bukan masa setelahnya yang telah terpecah. Mari kembali pada masa hanya saat Rosulullah hidup saja, disana tidak ada perpecahan. Disana hanya ada satu Muslim.
Allahu Akbar!
—————————————
Islam Syiah:
Secara prinsip orientasi kita sama…
Tapi izinkanlah kita (Syiah) yang selama ini seringnya difitnah meluruskan apa yang mereka fitnahkan, di Blog ini…
Toch terdapat kajian lain yang juga menjabarkan masalah2 keislaman yang bersifat umum.
Syiah memang sering dipojokkan dengan tuduhan – tuduhan basi yang datang dari pembenci pembenci Islam. Wulandari kurang cermat dan teliti dalam mengkaji dan menganalisis sehingga menhyimpulkan pun ‘ngawur’. Coba dech teliti dengan hati lapang dan jernih bukan dengan emosional, memaparkan sesuatu kejadian bukan berarti akan menjadikan pertikaian, kecuali untuk orang-orang yang kurang cerdas akalnya… Labaika ya HUsain..
mau tanya apa benar syiah mengabaikan hadist2 yang berasal dari aisyah, umar dan usman (atau khalifah selain ali bin abi thalib)?…terus bagaimana pendapat syiah mengenai ayat dibawah ini:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal abadi di dalamnya. Itulah kesuksesan yang agung.” (At-Taubah: 100).
——————————————
Islam Syiah:
Kita akan sebutkan satu contoh hadis yang diriwayatkan Aisyah dalam kitab Syiah ttg; sewaktu Rasul dalam menjawab pertanyaan Aisyah ketika melihat beliau selalu menangis dan beribadah di malam hari, tanpa mengenal lelah. Aisyah bertanya: “Kenapa semua kesulitan ini sebegitu engkau lakukan?” Rasul menjawab: “apakah aku tidak layak menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (Muhammad Baqir Al-Majlisi, Bihar Al-Anwar, jlid 16, halaman 264). Dan masih banyak lagi. Jadi di Syiah, kebenaran hadis bukan hanya dilihat dari figur, tetapi lebih pada muatan…jika sesuai dengan Al-Quran maka diambil, kalau tidak, wajib dibuang….walaupun itu konon dari Ali bin Abi Thalib, salah satu imam Syiah.
Ayat itu menunjukkan kebaikan sahabat, tetapi bukan seluruhnya. Karena coba anda lihat lagi definisi sahabat menurut ulama Ahlusunah dan lantas hubungkan dengan definisi munafik, lalu kaitkan dengan ayat-ayat yang menjelaskan tentang kaum munafik itu.
Alhamdulillah agamaku Islam bukan Syiah
—————————————–
Islam Syiah:
Sepertinya anda masih perlu banyak belajar lagi, terkhusus tentang apa beda antara agama dan mazhab.
Saudara2 ku semua se iman (yang meyakini Allah sebagai Rob dan Nabi Muhammad saw sebagai utusan Nya),
Islam itu kan sebuah sistem, cara,syareat, aturan, undang2, ketetapan dst…..setuju nggak?. Dengan logika yang sehat, kita dapat memikirkan/ mempertimbangkan hal berikut.
Kalau setuju nama nya sistem (tatacara, prosedur) pastilah harus ada pelaksana nya/ penjabat nya. Contoh sebuah perusahaan pastilah punya buku panduan operasional yang mencakup visi, misi, struktur organisasi perusahaan yang menjelaskan hirarki organisasi. Presiden direktur, kepala keuangan, kepala produksi dst. nya. Kalau jabatan nya sudah di tentukan pastilah harus ada pejabat nya (orang nya) yang memenuhi kriteria kualifikasi nya.
Kehadiran penjabat yang sesuai adalah mutlak di perlukan dalm organisasi perusahaan, kalau tidak pasti organisasi tdk akan berjalan efektif mencapai tujuan misi dan visi nya.
Sekarangkita lihat mana dua hal yang kita perbincangkan yang dapat memenuhi logika yg coba saya share tsb.
Mudah2 an ada manfaat nya.