Pergerakan negara-negara pengkhianat seperti Arab Saudi, Mesir, Yordania ditambah musuh dalam selimut bernama Mahmoud Abbas yang sering diwanti-wanti oleh Yasser Arafat agar menjauhi perselisihan dengan sesama Palestina, dalam Perang Furqan di Gaza ini bak perilaku orang-orang Yahudi Madinah yang telah berjanji tidak akan mengkhianati umat Islam di Madinah. Namun ternyata hanya dengan menyaksikan besarnya pasukan Ahzab, orang-orang Yahudi Madinah seperti Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah kemudian melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam dan ikut dalam barisan musuh. Namun apa yang mereka dapatkan?
Nasib Pengkhianat Arab Tidak Lebih Baik dari Yahudi di Perang Ahzab
Dua hari lalu tepatnya hari Jumat 16 Januari 2009, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyampaikan pesan kepada Ismail Haniyah, Perdana Menteri sah Palestina yang salah satu isinya berbunyi demikian:
“Para pengkhianat Arab juga harus tahu bahwa nasib mereka tidak akan lebih baik dari orang-orang Yahudi dalam perang Ahzab. Allah swt berfirman: “Dan dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan” (QS. 33: 26).”
Sebuah pernyataan keras yang disampaikan oleh Sayyid Ali Khamenei. Namun apa alasan di balik pernyataan ini?
Beliau melanjutkan:
“Umat manusia kini bersama rakyat Gaza. Setiap negara yang bersikap menentang hal ini, berarti jarak mereka dengan rakyatnya semakin jauh dan nasib negara-negara seperti ini sudah jelas.”
Namun sebagaimana kakeknya, Imam Husein as dalam setiap perang masih tetap menjalankan tugasnya untuk menuntun dan memberi hidayah, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei masih mencoba menasihati para pengkhianat Arab ini dengan ucapannya:
“Bila mereka masih memikirkan kehidupan dan kehormatannya, harus mengingat ucapan Imam Ali as yang berkata, “Kematian kalah dalam kehidupan kalian dan kehidupan mengalahkan kematian kalian.”
Dukungan Terhadap Ismail Haniyah
Pesan yang disampaikan oleh Ayatullah Sayyid Ali Khamenei bukan tanpa alasan dan tiba-tiba. Karena dalam pidatonya tanggal 12 Januari 2009, Ismail Haniyah menukil ayat ke-173 surat Ali Imran yang menceritakan proses propaganda musuh dalam perang Ahzab agar umat Islam di Madinah merasa takut dan meninggalkan keimanan mereka. Namun jawabannya sungguh di luar dugaan. Bukannya mereka tambah takut, tapi sebaliknya keimanan mereka semakin bertambah dan hanya menyandarkan dirinya kepada Allah.
Allah swt berfirman: “(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, Karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Ismail Haniyah sebelum membacakan ayat di atas mengatakan, “Rasa-rasanya ayat ini diturunkan kepada kami dan tengah berbicara mengenai kondisi yang tengah kami hadapi saat ini.”
Buat kita apa yang disampaikan oleh Ismail Haniyah mungkin hanya untuk membangkitkan semangat warga Gaza dan para pejuang Palestina. Namun tidak bagi Ayatullah Sayyid Ali Khamenei. Beliau menangkap hakikat yang dirasakan tidak hanya oleh Ismail Haniyah, tapi juga warga Gaza dan para pejuang Palestina. Para korban yang ditayangkan televisi menjadi bukti pernyataan Ismail Haniyah, bagaimana mereka tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan lemahnya keimanan, tapi ucapan yang meluncur selalu Hasbunallahu Wani’mal Wakil (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).
Pergerakan negara-negara pengkhianat seperti Arab Saudi, Mesir, Yordania ditambah musuh dalam selimut bernama Mahmoud Abbas yang sering diwanti-wanti oleh Yasser Arafat agar menjauhi perselisihan dengan sesama Palestina, dalam Perang Furqan di Gaza ini bak perilaku orang-orang Yahudi Madinah yang telah berjanji tidak akan mengkhianati umat Islam di Madinah. Namun ternyata hanya dengan menyaksikan besarnya pasukan Ahzab, orang-orang Yahudi Madinah seperti Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah kemudian melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam dan ikut dalam barisan musuh. Namun apa yang mereka dapatkan?
Perang Ahzab merupakan salah satu perang paling menentukan dalam sejarah Islam. Di perang Ahzab pasukan syirik dan kufur bergabung dengan pasukan nifaq melawan Islam. Kekalahan umat Islam dalam perang tidak seimbang ini, baik dari sisi persenjataan dan jumlah pasukan, sama artinya dengan kehancuran Islam. Di tengah-tengah kondisi yang demikian orang-orang Yahudi melakukan pengkhianatan. Mereka menganggap jumlah pasukan dan persenjataan yang dimiliki oleh pasukan Ahzab mampu menghancurkan umat Islam dan mereka bisa kembali menguasai Madinah.
Namun mereka tidak lengkap menganalisa sebab-sebab kemenangan dan melupakan pertolongan ilahi. Sekaitan dengan masalah ini Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan. (yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan( mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka” (QS. 33: 9-10)
Ismail Haniyah yang melihat kenyataan di lapangan mampu merasakan bantuan ilahi ini. Haniyah berkata, “Kami merasakan bantuan ilahi ada bersama kami. Apa yang terjadi sejatinya tanda-tanda dan mukjizat ilahi. Kami benar-benar merasakan perhatian Allah”. Bantuan ilahi ini yang menjadi rahasia kemenangan muqawama di Gaza. Karena seluruh perhitungan materialistik tidak dapat menerima angkatan bersenjata sedemikian modern mampu di kalahkan hanya oleh roket-roket sederhana buatan tangan para pejuang Palestina. Menyaksikan ini para pengkhianat Arab dengan ideologi materialistiknya memilih mengkhianati bangsa mereka sendiri. Mereka menjadi buta mata dan hati saat menyaksikan hingga hari ini jumlah korban syahid telah mencapai 1.000-an lebih dan sedikitnya 5.000 orang lainnya cedera.
Mereka lupa dalam pemikiran dan ideologi Islam ada yang namanya bantuan ilahi. Ini juga sekaligus membuktikan kebenaran Sayyid Ali Khamenei ketika menyebut mereka munafik. Bantuan ilahi adalah keyakinan prinsip dalam Islam. Itulah mengapa mereka disebut munafik karena masih memakai idiom-idiom agama untuk menutupi siapa diri mereka sebenarnya. Namun bangsa-bangsa Arab dan umat Islam sudah tidak bisa lagi dibohongi.
Sesuai dengan ayat Al-Quran yang menyebut nasib para pengkhianat Yahudi dalam perang Ahzab dengan dibunuh atau ditawan, kondisi para pengkhianat Arab juga tidak akan lebih baik dari itu dan waktu yang akan membuktikannya.
Berdoalah semoga kita masih hidup saat menyaksikan para pengkhianat Arab itu digantung.
Tambahan Berita:
Mahmoud Abbas: Hadir di Doha Sama Saja Bunuh Diri
Mahmoud Abbas, Pemimpin Otorita Palestina yang masa jabatannya telah habis mengakui ketidakhadirannya di Doha, Qatar akibat tekanan asing. Abbas mengatakan, kehadiran saya di Doha sama saja dengan bunuh diri.
Sebagaimana dilansir Kantor Berita Fars hari Sabtu (17/01), Perdana Menteri Qatar Hamad bin Jassem Al-Thani dalam konferensi persnya saat menjawab pertanyaan mengenai ketidakhadiran Mahmoud Abbas menyatakan; Abbas minta maaf karena tidak bisa hadir dengan alasan tekanan pihak asing.
Tajuk koran Al-Quds Al-Arabi cetakan London yang ditulis oleh Abdul Bari Athwan mengkritik keras ketidakhadiran Mahmoud Abbas di sidang kepala-kepala negara Arab dan Islam di Doha. Athwan menilai hal itu akibat tekanan negara-negara asing seperti Arab Saudi dan Mesir.
Al-Quds Al-Arabi menulis, ketika Abbas memutuskan untuk memboikot sidang kepala-kepala negara Liga Arab di Doha akibat tekanan Mesir dan Arab Saudi, sebenarnya ia telah melakukan kesalahan besar dan strategis. Ini kali pertama kursi Otorita Palestina kosong dalam pertemuan Liga Arab.
[Saleh Lapadi: Pengamat Timur Tengah dan Wartawan IRIB]
——————————————–
Inilah para pengkhianat yang dimaksud:
Olmert dan Husni Mubarak (Mesir)
Abdullah (Yordania) dan Olmert
G.W Bush dan Abdullah (Saudi)
Olmert, Bush dan Mahmud Abbas; setali tiga uang.
2 setan otak pemboikotan pertemuan Doha. Ada hubungan apa mereka dengan Zionis?
Olmert, Mahmud Abbas dan Abdullah (Yordania)
Makar terhadap bangsa Palestina apa lagi yang ingin mereka terapkan?
AsW.WrWb
salam kenal, saya setuju bahwa Hamas adl. pahlawan bagi rakyat palestine, dan juga sangat mengecam kedekatan Arab Saudi, Mesir, Yordania yg memilih bersekutu dgn Musuh.
Menurut saya raja2 negara itu adl. raja2 yg zalim. (titik). dan termasuk orang2 bermental tempe yg kelak akan digantikan. TAPI……
TAPI kok syah seperti ini ya……SAMA AJA SM SALAFY, GAMPANG MENGKAFIRKAN DAN ME-MUNAFIKAN ORANG.
saya rasa kalian gak ada bedanya. DUNIA ISLAM tidak akan pernah bersatu sampai DUNIA ISLAM membersihkan diri dari kotoran2 seperti kalian.
yg merasa paling benar, paling bertolerasi….(coba diliat lagi tuh pembukaan (mukadimmah) situs ini, bhw kalian menawarkan, dan berkhotbah tentang tolerasi.
TAPI CIAH…..DI TULISAN INI JELAS2 MUDAH MEMUNAFIKAN ORANG. ISTIQHFAR DONG, TERSERAH MO PAKE ISTIGHFAR VERSI SYAIH JG GPP, PAKE ALQURAN VERSI SYIAH JG GPP.
INTINYA KALIAN SAMA………
MAJU TERUS HAROKAH AL-MUKAWAMAH AL-ISLAMIYAH….
Your Never walk alone…..
———————————————
Islam Syiah:
Kasihan anda ini, punya semangat tinggi tetapi intelektual kurang….sayang sekali.
Jika anda melihat fenomena yang terjadi di luar (bukan sekedar konsep), maka anda akan melek mata dan terbuka telinga…Buka lagi ttg pernyataan Ismail Haniyah ttg perang kemaren itu yang disebutnya sebagai perang Furqon; menjadi pembeda dan penjelas siapa yang musuh Muqowamah dan yang pro Muqowamah di Palestina.
Aku asli Kalimantan, artinya asli Indonesia, meski beragama Islam tapi menurut aku tak ada hubungannya sama bangsa Arab apalagi Palestina. Dulu bangsa kita pun pernah dijajah bangsa Asing, harga diri dan martabat sebagai bangsa diinjak-injak, tak terhitung banyaknya pribumi kita yang jadi korban penjajah. Ingat kembali Pangeran Antasari dengan semboyan ‘waja sampai ka puting’ dan ‘dalas hangit haram manyarah.’
Tak ada bangsa lain yang peduli dan membantu rakyat Kalimantan ketika mempertahankan tanah leluhurnya. Tak ada bangsa Arab apalagi Palestina ketika para pejuang melawan tentara Belanda dan menenggelamkan kapal ‘Onrust’ di sungai Barito.
Bukan saya tak solider apalagi tak punya perasaan. Sesama bangsa Arab saja mereka tak akur, apalah lagi terhadap bangsa lain. Pertengkaran antara bangsa Israel dengan Arab itu tak ubah 2 kakak beradik yang berebut sepetak tanah, yang satu keturunan Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim, yang lain dari Ismail bin Ibrahim, kurang lebih mirip cuma beda agama dan keyakinan. Lha Iran, mereka bangsa Persia, keturunan Cyrus, Darius, atau Yazdazir, terserah mereka mau sumpah serapah terhadap bangsa Arab yang bukan jenis mereka.
Merdeka Indonesia, sejahtera Kalimantan ! Titip do’a aja kepada mereka yang suka bertikai itu.
———————————————–
Islam Syiah:
Ungkapan anda benar, jika itu hanya sekedar untuk sepetak tanah.
Tetapi yang terjadi Palestina peristiwanya lebih luas dari HANYA sekedar sepetak tanah. Anda tahu isu yang disebarkan oleh kaum Zionis untuk membentuk Israel Raya? Atas dasar apa isu itu disebarkan? Kenapa Barat mendukungnya? Ada apa dibalik penyebaran isu holocaust? Dimana Holocaust itu konon terjadi? Kenapa dendam holocaust dilancarkan di Palestina? Kenapa Zionis ingin merebut Beitlehem (baitulmaqdis)? Dst…
Jika anda mengetahui dibalik itu semua maka anda tidak bisa membandingkan tragedi Palestina dengan penjajahan fisik manapun di dunia ini. Ini lebih dari hanya sekedar perebutan lahan dan petakan tanah. Ini adalah peperangan ideologis yang berdasar agamis, yang sudah menjurus kepada fisik yang harus dilawan.
Entah anda tahu atau tidak, Indonesia belum pernah merdeka, apalagi yang namanya Kalimantan, yang tergolong banyak daerah tertinggal. Siapa yang mebuasai perekonomian Indonesia? Siapakah yang menguasai penuh bisnis kayu Kalimantan? Siapa yang mengeruk untung dari batu bara di Kaltim? Di Balikpapan, siapa yang diuntungkan secara penuh dari kekayaan gas alamnya? Jangan dikira itu orang Indonesia. Orang Indonesia itu hanya mendapat sekian persen saja. Tapi sekali lagi, kasus Indonesia HANYA masalah perut (duniawai) saja, tidak lebih. Walaupun masalah perut itu penting, namun tetap saja berbeda dengan kasus Palestina.